LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pemerintah Kota Makassar, sesuai jadwal Jumat 14 Juli 2022 akan segera mengumumkan lokasi pembangunan Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Namun hingga pukul 16:20 WITA belum ada pengumuman lokasi oleh pihak Pemkot Makassar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar M Ansar, saat dihubungi mengatakan terkait dengan pengumuman lokasi PSEL telah diserahkan ke Pelaksana tugas (Plt) Dinas Lingkungan Hidup, Ferdy Mochtar.
Ansar pun mengatakan terkait penentuan lokasi sepenuh nya ditangan Wali kota Makassar.
“Terkait lokasi sepenuhnya ditangan Wali kota Makassar,” kata Ansar saat dihubungi Jumat petang (14/7/2023).
Dalam keterangannya itu dikatakan dalam proses lelang lokasi PSEL melibatkan Aparat Penegak Hukum (APH).
Saat dikonfirmasi awak media via telpon WhatsApp (WA) Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Ferdy Mochtar, Engan merespon kontak WA awak media. Jumat petang.
Sekda Kota Makassar ini pada Senin (3/07/2023) lalu, menuturkan saat ini progres pekerjaan yang melibatkan investor asing ini akan memasuki tahap studi dokumen melalui konsultasi dan uji publik. Hal itu disampaikannya pada acara serah terima dokumen hasil proses tender dari panitia kepada Wali Kota Makassar di Balai kota, Senin
Sebanyak tiga dokumen diserahkan secara langsung kepada M Ansar yang hadir mewakili Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Kamis 13 Juli 2023 dalam dialog publik yang digagas oleh komunitas ‘Pa’kopi Makassar’ terungkap Warga yang dihadiri Tokoh, Masyarakat, Pemuda dan Pengelola Kawasan bisnis Parangloe tegas menolak rencana penempatan PSEL dikawasan itu.
Sementara itu, Pengelola Bisnis Kawasan Parangloe, Bambang Surantoyo yang juga merupakan Perwakilan Tallasa City secara lugas menyampaikan bahwa pihaknya akan merasakan langsung dampak dari proyek PSEL bila diputuskan lokasinya di Kecamatan Tamalanrea.
“Kami mengucapkan terima kasih ke Pemerintah Kota karena sudah mau menghadirkan program ini, tentu sangat baik dalam mengatasi persoalan sampah. Tetapi, kami memohon dengan kerendahan hati agar lokasinya bisa ditinjau ulang,” ujar Bambang.
Menurutnya, keberadaan PSEL ini akan berdampak langsung karena wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan Tallasa City.
“Selain dampak sosial, tentu juga akan ada dampak finansial dan investasi bagi kami. Akan banyak investor yang sudah MoU dengan kami akan berpikir ulang bila PSEL jadi dipusatkan di Tamalanrea,” tutur Bambang.
Ditempat yang sama dalam dialog publik itu salah satu Warga Tamalanrea, berdomisili perumahan dosen Unhas, Haidir Syam, mendesak agar proyek ini tak dilanjutkan Pemkot Makassar.
“Jangan lanjutkan proyek ini. Secara sosial kami belum bisa menerima hal itu,” kata Haidir Syam.
Pengamat Sosial dan Politik, Arief Wicaksono, mengatakan, seharusnya seluruh kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah mendahulukan kepentingan publik.
“Menurut saya proyek PSEL ini kajiannya harus lebih matang lagi, karena masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup dari pemerintah seperti apa dampak sosial, ekonomi, bahkan politiknya,” jelas Arief.
Lebih jauh akademisi Unibos itu menyampaikan proyek PSEL akan membuat yang kaya semakin kaya, sementara masyarakat terdampak tidak merndapatkan keuntungan apa-apa selain berbagai persoalan yang akan dihadapi.
Tokoh Pemuda Tamalanrea, Ardiyansyah Rajjako menyebut proyek PSEL ini jelas akan memberikan dampak signifikan kepada masyarakat dengan kehadiran mobil angkutan sampah yang lalu lalang di jalan perintis kemerdekaan dan sudah dipastikan akan melintasi jalan raya BTP.
“Pertama, Bayangkan berapa kali keluar masuk BTP itu truk sampah. Kedua, saat ini saja macetnya luar biasa, truk sampah ini akan menjadi beban volume kendaraan yang masuk di BTP. Karena apa, Jalur BTP ini kan jalur alternatif ke kecamatan Manggala, sementara, TPA Tamangapa berada disana (Manggala) truk sampah akan pulang di kawasan Jalan raya BTP,” ujarnya. (LN)