LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pelaksanaan pemilihan Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati Wali kota dan Wakil Wali kota serentak berlangsung pada Kamis, 14 November 2024 telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama DPR dan Pemerintah.
Pengamat politik dari Profetik Institute, Asratillah mengatakan, Walaupun pilwali kota Makassar masih terhitung masih kurang lebih satu tahun, Belakangan berbagai figur baru mulai bermunculan untuk ikut dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Di Makassar misalnya sederat nama-nama baru bermunculan sebut saja Ketua DPRD kota Makassar Rudianto Lallo. Politisi partai NasDem ini giat melaksanakan kegiatan diberbagai kecamatan di Makassar dalam bentuk jalan santai bersama warga.
Selain itu muncul nama Ahmad Susanto Ketua KONI kota Makassar. Dia bersama dr. Udin menantu dari Wali kota Makassar Moh. Ramdan Pomanto sudah mensosialisasikan diri maju sebagai bakal calon wali kota Makassar.
Terbaru Ahmad Susanto mendapat dukungan maju sebagai calon Wali kota Makassar. Untuk dr. Udin masih pada proses kerja-kerja elektoral melalui program sentuhan kesehatan kepada warga kota Makassar.
Diketahui keduanya merupakan klan politik Wali kota Makassar Dani Pomanto (DP).
Asratillah, Pengamat politik dari Profetik Institute. Mereka figur baru itu telah menyebar berbagai alat peraga untuk mensosialisasikan diri maju sebagai bakal calon Wali kota.
“Namun yang cukup sering turun berinteraksi dengan masyarakat bahkan sudah mulai menebar atribut adalah dokter Udin, Ahmad Susanto dan Rudianto Lallo,” ungkap Direktur Profetik Institute ini. Kamis (9/3/2023).
- Baca juga:
5 Super Hercules yang Bakal Dimiliki Indonesia, Presiden Jokowi: ini Pesawat yang Sangat canggih
“Seperti yang kita ketahui bahwa tantangan para pendatang baru adalah menciptakan sentimen positif warga Makassar kepada diri mereka. Sehingga mereka mesti mengkonstruksi citra diri melalui beberapa cara. Para pendatang baru mesti mampu menciptakan rekam jejak positif di memori publik Makassar,” imbuh konsultan politik ini.
“Ini bukanlah hal yang mudah,” katanya.
Menurut Direktur Profetik Institute ini, Pendatang baru mesti berlomba dengan para pemain lama untuk merebut perhatian para calon pemilih.
“Positioning mereka mesti jelas dibanding kompetitor lain, kira-kira apa hal baru yang mereka tawarkan kepada warga Kota Makassar. Karena bagaimanapun para pendatang baru mesti mampu menampakkan diri bahwa mereka membawa terobosan baru dalam meretas persoalan-persoalan laten Kota Makassar seperti kemacetan, lapangan kerja, sampah, banjir, pemberdayaan pemuda, kriminalitas dan isu-isu lainnya,” ujar Asratillah
Dia pun menambahkan, Kalau mereka ini para pendatang baru, sebagai produk politik yang coba ditawarkan kepada para pemilih, maka pertanyaan yang mesti mereka jawab adalah, sebagai produk politik.
“Mereka ini harus menawarkan fitur-fitur politik macam apa kepada masyarakat?” tanya Asratillah
“Apa visi besar mereka soal Makassar?” tambah pria ini yang sering melakukan riset politik sejak 2009.
“Apa rencana-rencana program pembangunan yang mereka coba tawarkan?” tanya Asratillah kembali.
“Dan jawabannya, fitur-fitur politik tersebut mesti dikemas secara menarik dan mudah dipahami para pemilih,” beber Direktur Profetik Institute.
Direktur Profetik Institute ini kemudian menjelaskan. “Setelah mereka memperjelas fitur-fitur politik mereka selaku pendatang baru, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, bagaimana mereka akan mengkomunikasikan diri mereka sebagai produk politik?
“Yang perlu mereka pahami, Bagaimana cara agar fitur diri mereka mudah diakses oleh pemilih,” kata Asratillah
“Melalui apa mereka akan mengkomunikasikan diri?” Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya,” imbuh Asratillah.
Asratillah juga memberi saran kepada para pendatang baru, mereka mesti menjadikan ajang pilwalkot nanti sebagai kesempatan saling berlomba dalam mengkreasi solusi efektif bagi persoalan-persoalan di Kota Makassar lalu mengemasnya menjadi pesan politik yang menarik.
“Karena yang mereka mesti pikirkan bukan hanya bagaimana memenangkan pemilihan, tetapi yang jauh lebih penting adalah mempertanggungjawabkan janji-janji politik mereka di hadapan warga Kota Makassar jika terpilih,” tutup Direktur Profetik Institute ini. (LN)