Pendapatan Nasional Bruto Indonesia Turun, Ini Respon Ketum Partai Demokrat

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 

JAKARTA||Legion-news.com World Bank atau Bank Dunia mempublikasi hasil catatanya terkait Pendapatan Nasional Bruto (GNI) Indonesia tiap per- 1 Juli tahun berjalan. Dari publikasi yang diperbarui Bank Dunia mencatat Pendapatan Nasional Bruto (GNI) Indonesia turun dari US$4.050 menjadi US$3.870.

Indonesia dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income) pada 2019 menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income) pada 2020.

Penurunan status Indonesia lantaran dampak pandemi covid-19 yang memukul penghasilan masyarakat Indonesia. Perhitungan yang dilakukan Bank Dunia mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar mata uang, dan pertumbuhan populasi yang dipengaruhi oleh GNI per kapita, seperti ditulis berita CNNIndonesia.com dengan tajuk berita yang berjudul. “RI Turun Kelas Jadi Negara Berpenghasilan Menegah ke Bawah,”

Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono merespon berita yang turunkan CNNInonesia.com tersebut dengan mengunggah dilaman akun media sosial twitter milik-Nya. Rabu, (7/7)

Advertisement

“Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan dimana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid?” tulis unggahan akun twiter @AguasYudhoyono. Rabu, (7/7).

Lanjut Utasan dia, “Hampir sekian menit sekali terdengar sirine kencang ambulans. Hampir sekian jam sekali terima berita duka dari yang kita kenal. Ini mengonfirmasi, setiap hari ada rekor baru, baik jumlah yang positif terpapar, maupun yang meninggal dunia. Sampai kapan Indonesia?”

Unggahan Ketum partai Demokrat ini mendapat 251 Retweet, 34 Kutipan Twit, dan disukai 768 akun medsos twitter.

Kembali hasil publikasi Bank Dunia terkait Pendapatan Nasional Bruto Indonesia. Klasifikasi ini sebenarnya digunakan Bank Dunia secara internal sebagai salah satu pertimbangan suatu negara dalam mendapatkan fasilitas dari lembaga internasional itu. Namun, klasifikasi ini juga dirujuk secara luas oleh organisasi internasional lain.

Dalam klasifikasi baru, Bank Dunia mengkategorikan negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan rentang pendapatan US$1.046-US$4.095 dan kelompok penghasilan menengah ke atas US$4.096-US$12.695.

Sebelumnya, klasifikasi penghasilan menengah ke bawah berada dalam rentang US$1.035-US$4.045 dan menengah ke atas sebesar US$4.046-US$12.535.

“Indonesia, Mauritius, Rumania, dan Samoa sangat dekat dengan ambang klasifikasi pada 2019 dan mereka mengalami penurunan Atlas GNI per kapita karena covid-19 yang mengakibatkan klasifikasi lebih rendah pada 2020,” jelas Bank Dunia lewat laporannya seperti dikutip, Rabu (7/7).
Artinya, status negara berpenghasilan menengah ke atas hanya mampu dipegang Indonesia selama setahun. Pada tahun lalu, Bank Dunia menaikkan peringkat Indonesia dari negara pendapatan menengah menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas.

“Sebuah prestasi membanggakan. Kenaikan status diberikan berdasarkan penilaian Bank Dunia terkini. GNI per capita Indonesia 2019 naik menjadi US$4.050 dari posisi sebelumnya, yaitu US$3.840,” terang Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari kala itu. (Lnj)

Advertisement