LEGION-NEWS, Jayapura – Kabupaten Jayapura termaksud daerah penghasil sagu terbesar. Ada beberapa distrik sebagai produsen sagu diantaranya Bitiah Pai, Kampung Sabron Bungok, Distrik Sentani Barat dan Halay, Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Berbagai nama Jenis sagu dengan nama lokal kadang berbeda untuk populasi sagu yang sama, misalnya Ibam (Sabron Bungok) sama dengan Yebah (Yobeh) dan Kuto Brok (Sabron Bungok) sama dengan Barah (Yobeh).
Jenis sagu yang paling disukai diantaranya adalah Ibam/Yebah dan Kuto Brok/Barah memiliki hasil pati yang tinggi.
Akun facebook Jerri Fransisko Suebu menyampaikan dalam akun media sosial milik-Nya tentang kesiapan pemerintah kabupaten Jayapura melepas ke pasar nasional Beras Sagu, hasil produksi dari pabrik sagu di Kampung Sereh Tua, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
“Hasil industri sagu asal Kab Jayapura segera akan memasuki pasar Nasional menyusul akan sgr diresmikannya pabrik sagu berskala besar utk memproduksi tepung dan beras sagu,” tulis unggahan Jerri Fransisko Suebu. Senin,
“Pabrik yang dibangun di Kampung Sereh Tua Distrik Sentani tersebut ditinjau Bupati Jayapura bersama sejumlah pimpinan PD dalam rangka koordinasi peresmian pabrik tgl 9 September 2021, Senin 06.09.2021,” ungkap Jerri
Pimpinan Perusahaan Daerah (PD) Kabupaten Jayapura saat rapat koordinasi dalam rangka peresmian pabrik sagu tanggal 9 September 2021 mendatang. Senin, (6/9)
Dilansir dari rri.co.id Senin (23/8/2021) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua menyatakan siap membantu memasarkan produksi sagu Papua hingga ke dunia internasional.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kadin Papua, Ronald Antonio kepada wartawan usai mengunjungi tempat pembuatan mesin produksi sagu di Kota Jayapura dan pabrik pengolah tepung sagu di Kabupaten Jayapura, Senin (23/8/2021) lalu.
Menurut Ronald, pihaknya akan berupaya mendapatkan akses untuk mejulan produksi sagu Papua ke luar negeri, sebab permintaan tepung sagu di Jepang dan Korea tinggi.
“Saya sudah berbicara dengan beberapa teman yang bergerak di pabrik yang besar. Saya akan berdiskusi dengan mereka agar mereka bisa menampung tepung sagu sehingga bisa dilempar ke pasar mana saja. Yang penting produksinya di Papua bisa maksimal setiap hari,” kata dia.
Sementara itu, Ronald Antonio menerangkan, kunjungan ke dua lokasi itu merupakan bagian dari langkah Kadin Papua dalam mendukung program pemerintah yakni food estate atau ketahanan Papua dan komoditas sagu menjadi fokus Kadin Papua untuk dimasukan dalam program itu.
“Kami akan melakukan pendataan karena program presiden RI terkait rencana pembangunan food estate program ketahanan pangan saat pandemi ini harus digalakkan sehingga Kadin Papua juga harus menjemput bola,” ujar Ronald.
Lanjut Ronald, data-data tersebut nantinya akan dilaporkan ke pusat sehingga Kadin kedepan bisa bantu dalam bentuk promosi sekaligus memasarkan.
“Tepung sagu kaya akan manfaat dan Kadin Papua siap mengembangkan pabrik yang sudah ada, Kadin membantu pemasarannya dan membantu ke industri besar untuk menerima produksinya,” tambahnya.
Ronald pun menyatakan, ada dua komoditas yang sebenarnya ingin didorong dalam program food estate ini, yakni sagu dan padi. Namun melihat potensi hutan sagu di Papua yang sangat besar serta kualitasnya yang maka Kadin Papua memilih sagu.
“Kadin melihat kearifan lokal dan potensi hutan sagu serta kwalitasnya bagus, maka kami akan membantu dalam memasarkan ini, karena dampak ekonominya sangat besar. Kita juga ajak pemilik hutan sagu melakukan reboisasi supaya hasilnya ada terus menerus,” pungkasnya. (LN/FB/RRI)