LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemkab Bulukumba mampu menurunkan jumlah angka Keluarga dan Balita beresiko stunting.
Tim bentukan Bupati bulukumba itu di pimpinan langsung oleh Wakil bupati Andi Edy Manaf sebagai ketuan Tim TPPS, sedangkan Sekertaris Tim ditunjuk Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) dr. Hj. Wahyuni AS, MARS.
Keberhasilan pemerintah daerah kabupaten bulukumba dalam menurunkan jumlah angka Keluarga dan Balita beresiko stunting, tidak terlepas atas kerjasama pemerintah daerah dengan dunia usaha. Hal itu diungkap oleh Sekertaris Tim TPPS.
“Sukses terjadi penurunan keluarga dan balita beresiko stunting ini atas arahan Bupati untuk bekerja sama dengan 33 pelaku usaha yang ada di bulukumba, baik itu perorangan, Perusahaan dan Dunia Perbankan yang ada di Bulukumba. Kita istilah kan dengan sebutan, ‘Bapak asuh stunting’ seperti itu,” kata dr. Wahyuni kepada awak media di Makassar.
Menurut alumni fakultas kedokteran Unhas ini mengatakan selama masa pemerintahan periode pertama Andi Mucthar Ali Yusuf seluruh stakeholder dilibatkan. Dana CSR dari pihak swasta digunakan untuk keperluan pembangunan seperti pengadaan angkutan sampah oleh badan usaha, termaksud di dalam nya program Percepatan Penurunan Stunting Pemkab Bulukumba.
“Sejak pemerintahan di pimpin Andi Muctar Ali Yusuf, seluruh stakeholder dilibatkan dalam mengisi pembangunan. Salah satunya dalam penanganan program percepatan penurunan stunting oleh Pemkab Bulukumba,” ujar dr. Wahyuni.
Berdasarkan Data SSGI dari angka 30,08 persen tahun 2021, Capaian Pemerintah kabupaten bulukumba menjadi 28,04 persen di tahun 2022.
“Data SSGI menunjukkan kabupaten Bulukumba mencapai angka 30.08 persen keluarga beresiko stunting. Kami terus berupaya dari berbagai program yang telah ditetapkan oleh Ketua DPPKBP3A Bulukumba, berhasil menurunkan duadigit menjadi 28,04 persen, oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang diketuai pak Wabup, Saya sendiri sebagai Sekretaris Tim,” imbuh dr. Wahyuni.
Kadis DPPKBP3A Bulukumba itu juga mengatakan terjadi penurunan pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) balita stunting mengalami penurunan.
“Selain terjadi penurunan keluarga beresiko stunting, BKKBN Sulsel juga mencatat terjadi penurunan balita stunting di kabupaten bulukumba. Tahun 2021 tercatat 8 persen, Di Tahun 2022 menurut pihak BKKBN Sulsel, kami berhasil menurunkan balita stunting di kabupaten bulukumba menjadi 6,72 persen di tahun 2022,” beber Alumni fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin ini. (LN)