Pemindahan Ibu Kota untuk Pemerataan Ekonomi Negara

Diskusi Publik, Efek Ekonomi Terhadap Pemindahan Ibu Kota Negara di Cafe Nassami, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Selasa (14/02/2022) kemarin.
Diskusi Publik, Efek Ekonomi Terhadap Pemindahan Ibu Kota Negara di Cafe Nassami, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Selasa (14/02/2022) kemarin.

LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) pengganti Jakarta.

Keputusan tersebut tentu saja disambut beragam sikap, pendapat, sekaligus eforia tinggi.

Pengurus Pemuda Tani HKTI Sulsel, Andi Sriwulandani, menyatakan bahwa ibarat dua sisi mata uang, tentu pemindahan IKN ini ada yang pro dan kontra. Dimana ada yang mengatakan kondisi ibu kota belum layak pakai.

Bahkan, sejumlah kelompok tani di Kalimantan Timur mengeluhkan masih seringnya terjadi banjir. Termasuk aktivitas tambang dan lubang bekas lokasi tambang batu bara yang berdampak negatif terhadap perkebunan dan peternakan.

Advertisement

“Pemprov Kaltim juga selalu mengingatkan itu. Seperti sekda menyatakan baiknya ada keterlibatan masyarakat lokal dan pembangunan IKN. Bagaimana pemberdayaan mereka,” tandasnya dalam Diskusi Publik “Efek Ekonomi Terhadap Perpindahan Ibu Kota” di Cafe Nassami, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Selasa (15/02/2022)

Hadir narasumber: Herman Heizer sebagai Perwakilan DPP HIPMI, Dr Muhammad Iswal dari KNPI Sulsel, serta Agung Wahyudi selaku Ketua KAMMI Makassar.

Lebih jauh, Andi Sriwulandani mengatakan pemerintah pusat mengklaim pemindahan IKN ini ramah lingkungan dan akan melibatkan masyarakat lokal. “Presiden optimits Kaltim lebih heterogen ketimbang Kalimantan Tengah,” katanya.

Untuk itu, Andi Sriwulandani menyatakan bahwa masyarakat tentu menaruh optimistis tinggi terhadap pemindahan IKN ini. “Apalagi target di 2022 sampai 2024 fokus pada infrastrukfur. Kita berharap IKN ini punya multiplier effect atau efek berganda. Khususnya di Sulsel,” terangnya.

Andi Sriwulandani menambahkan bahwa hubungan historis dan ekonomi antara Kalimantan dan Sulsel sangat erat.

Makanya, diharapkan IKN ini ikut menggeliatkan ekonomi Sulsel.

“Ketika IKN ini terealisasi maka akan ada aktivitas di sekitar Kaltim. Khusus Sulsel, saya optimis. Kaltim itu kuat dalam hal konstruksi. Sulsel kuat di industri semen, perkebunan dan ternak. Ini akan saling menopang,” ujarnya.

Perwakilan DPP HIPMI, Herman Heizer menyatakan bahwa berdasarkan survei nasional opini publik kelihatan terbelah. Antara setuju dan tidak. “Ada yang setuju, tapi minta ditunda setelah pandemi. Tapi, saya tidak mau masuk pada kontroversi tersebut karena presiden dan DPR sudah mengesahkan undang-undangnya.

Makanya harapan kita, IKN ini menjadi proyek yang bisa mensejahterakan rakyat. Bukan proyek mangkrak,” sebut Herman.

Herman memaparkan pada 2045 Indonesia masuk dalam usia 100 kemerdekan. Prediksi Indonesia emas bisa masuk sebagai negara maju.

“Saat sekrang ini kita sudah masuk negara berkembang. Untuk menjadi negara maju, pertumbuhan ekonomi kita harus terus berkembang. Minimal tiga kali lipat dari skrang. Dibutuhkan kerjasama tim, kelompok, dan golongan,” jelasnya.

Herman mengutip pidato Presiden, pertimbangan utama pemindahan IKN adalah mengurangi ketimpangan ekonomi. Dimana diketahui, struktur ekonomi Indonesia selama ini masih timpang.

“Itulah kemudian pemerintah ingin menciptakan pusat ekonomi baru dengan IKN di Kaltim. Ini tentu tidak mudah. Karena tidak ada kolerasi pemindahan ibu kota langsung mempengaruhi ekonomi negara. Tapi, kan ada proses panjang yang harus kita sikapi dengan positif,” ujarnya.

Herman pun berharap anak muda Sulsel mempersiapkan skil dengan baik agar tidak menjadi penonton. “Misalnya Penajam Paser Utara menjadi daerah yang maju, sementara anak muda Sulsel tidak bisa berkembang, tentu sebuah kerugian besar. Beberapa teman saya begitu mengetahui IKN, mereka langsung membuat perusahaan untuk mencari pekerjaan di sana. Khsusunya bidang kontruksi dan perdagangan. Apalagi Kaltim ini sangat dekat dengan pelabuhan Parepare,” katanya.

“Makanya harus dipersiapkan semuanya. Karena IKN ini membuka peluang besar untuk kita di Sulsel membangkitkan ekonomi. Saya setuju juga bahwa dari segi sejarah antara Kalimatnan dan Sulsel itu sangat dekat. Ini yang harus dimanfaatkan,” sambungnya.

Perwakilan KNPI Sulsel, Dr. Muhammad Iswal mengatakan sebagai pemuda tentu harus optimis dengan pindahnya ibu kota negara ke Kalimantan.

“Pemindahan ibu kota ke kawasan Timur tentu akan berimbas ke Sulsel. Sadar atau tidak, akan berpengaruh pada peningkatan indeks pemuda pemuda dan juga terhadap pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dia menjelaskan sesuai data statistik 2021 jumah pemuda 64.92 juta. “Dengan adanya rencana pemindahan ibu kota negara, semoga ini menjadi angin segar untuk menangkap peluang bagi pemuda kreatif.

Titik cerahnya juga ada di sektor pendidikan. Dalam hal ini pemerintah pusat pasti bisa lebih dekat dengan kita yang dekat dengan IKN,” tutupnya. (*)

Advertisement