LEGION-NEWS, New York – World Trade Center (bahasa Indonesia: Pusat Perdagangan Dunia) di New York City (secara informal kadang disebut WTC atau Menara Kembar) adalah suatu kompleks yang terdiri dari tujuh bangunan, sebagian besar didesain oleh arsitek Jepang-Amerika, Minoru Yamasaki dan dibangun oleh Port Authority of New York and New Jersey.
Hari ini Pemerintah dan Rakyat Amerika Serikat mengenang 20 Tahun peristiwa Serangan 11 September di AS yang di pusatkan World Trade Center di New York City. Sabtu waktu setempat, (11/9/2021)
World Trade Center, dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Pusat Perdagangan Dunia yang berada di New York City, secara informal kadang disebut WTC atau Menara Kembar, adalah suatu kompleks yang terdiri dari tujuh bangunan, sebagian besar didesain oleh arsitek Jepang-Amerika, Minoru Yamasaki dan dibangun oleh Port Authority of New York and New Jersey.
Hari ini, Presiden Joe Biden menghadiri upacara peringatan resmi di New York, Pennsylvania dan Washington – dan beberapa mantan presiden AS juga berpartisipasi dalam acara penghormatan.
Presiden Barack Obama telah bergabung dengan mantan wakil presidennya di peringatan New York City. George W Bush akan mengunjungi memorial Penerbangan 93 di lokasi kecelakaan Pennsylvania, dan diharapkan untuk berbicara.
Tidak jelas apa yang akan dilakukan Jimmy Carter yang berusia 96 tahun, presiden tertua yang masih hidup, hari ini.
Sebelumnya pagi ini, mantan Presiden Donald Trump merilis pernyataan video, memuji responden pertama – dan menambahkan itu adalah “saat yang menyedihkan untuk cara perang kita terhadap mereka yang melakukan kerusakan seperti itu pada negara kita berakhir minggu lalu”.
Trump juga melakukan sesuatu yang sangat berbeda hari ini. Presiden ke-45 dan putra sulungnya, Donald Jr, akan memberikan komentar untuk pertandingan tinju di Florida.
“Saya suka petarung hebat dan pertarungan hebat,” kata mantan presiden itu dalam sebuah pernyataan. “Saya menantikan untuk melihat keduanya pada Sabtu malam ini dan berbagi pemikiran saya di pinggir ring.”
New Yorker lama, yang sekarang menelepon Florida rumah, mengatakan kepada Fox News bahwa dia akan mengunjungi Manhattan pada hari Sabtu – tetapi tidak mengatakan apa yang akan dia lakukan selama dia tinggal. Ada laporan bahwa dia akan mengunjungi memorial.
Tragedi 20 Tahun Silam
Selasa, 11 September 2001 20 tahun yang lalu, deretan aksi serangan teror terjadi di Amerika Serikat dimulai pukul sekitar pukul 09.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB), saat semuanya masih terasa lengang dan denyut kehidupan baru dimulai, tiba-tiba sebuah pesawat menabrak menara World Trade Center (WTC) New York.
Tabrakan itu meninggalkan sebuah lubang cukup besar di antara lantai 80 dan 85 bangunan berlantau 110 tersebut.
Kejutan belum selesai, 18 menit kemudian, pesawat kedua menabrak gedung menjulang tinggi kembarannya. Hanya dalam selang waktu satu-dua jam, pusat finansial AS itu runtuh.
Struktur baja gedung pencakar langit yang dirancang untuk menahan angin lebih dari 200 mph dan api besar, tidak mampu menahan panas luar biasa akibat bahan bakar jet yang terbakar.
Hampir 3.000 orang tewas dalam aksi serangan di WTC ini, termasuk di antaranya petugas pemadam kebakaran dan polisi Kota New York.
Ketika jutaan orang tengah menyaksikan perisitiwa memilukan di WTC, sebuah pesawat jumbo American Airlines Flight 77 juga menabrak Gedung Departemen Pertahanan AS Pentagon di luar Washington pada pukul 09.45 waktu setempat.
Bahan bakar jet dari pesawat itu menyebabkan kebakaran dahsyat hingga meruntuhkan sebagian struktur dari bangunan beton raksasa.
Secara keseluruhan, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama dengan 64 orang di pesawat tersebut, dikutip dari History.
Teror di Amerika Serikat belum berhenti. Satu pesawat United Airlines nomor 93, jenis Boeing 757 dengan 45 penumpang, dengan rute Newark (New Jersey) ke San Francisco jatuh sekitar 80 mil (130 kilometer) tenggara Pittsburgh.
Pesawat tersebut telah dibajak 40 menit setekah lepas landas.
Para penumpang juga telah mengetahui insiden yang terjadi di New York dan Washington saat pesawat mengalami delay.
Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim para pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.
Para penumpang melawan keempat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.
Pesawat itu kemudian terbalik dan melesat ke tanah dengan kecepatan lebih dari 500 mil per jam
United Airlines juga melaporkan pesawatnya yang lain dengan nomor penerbangan 175, jenis Boeing 767, berpenumpang 65 orang, dengan rute Boston-Los Angeles juga jatuh.
“Kami sangat ngeri dengan kejadian tragis ini. Seluruh pikiran dan doa kami panjatkan bagi semua korban dan keluarganya yang terlibat,” kata Ketua American Airlines Donald Carty, seperti diwartakan Harian Kompas, 12 September 2001 silam.
Kalimat itu dikeluarkan karena pihak berwenang tertinggi di bidang keamanan yang bekerja sama sangat dekat dengan Pemerintah AS tidak mengizinkan mengeluarkan informasi lain.
Pemerintah AS juga telah menutup seluruh penerbangan sipil.
Dalam sekejap, AS, khususnya Manhattan (New York) dan Washington dipenuhi kabut.
“Saya sedang nonton TV, tiba-tiba terdengar suara bom yang sangat keras. Salah satu sisi Gedung World Trade Center meledak dan reruntuhannya jatuh bagai helaian kertas,” kata salah seorang saksi mata Jeanne Yurman.
“Saya mendengar ambulans dan menara di sebelah utara terbakar,” lanjutnya.
World Trade Center, menara kembar pencakar langit yang terdiri dari 110 lantai itu, dan merupakan gedung tertinggi di New York.
Sekitar 40.000 orang bekerja di kedua gedung tersebut dan lebih dari 150.000 orang setiap hari mengunjungi tempat itu untuk berbisnis atau sekadar melihat-lihat.
Pada pukul 09.00 malam waktu setempat, Presiden Georde W Bush menyampaikan pidato di televisi dari Oval Office dan menyatakan bahwa serangan itu ulah para teroris.
“Serangan teroris dapat mengguncang fondasi bangunan terbesar kita, tetapi tidak dapat menyentuh fondasi Amerika. Tindakan ini menghancurkan baja, tetapi tidak bisa mematahkan tekad baja Amerika,” kata dia.
Jaringan teroris al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan itu.
Aksi tersebut diyakini sebagai bentuk pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel dan kehadiran militernya yang terus berlanjut di Timur Tengah.
Beberapa pelaku penyerangan telah tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari setahun dan telah mengambil pelajaran terbang di sekolah penerbangan komersial Amerika. [LN/BBC/Kompas]