LEGION NEWS.COM – Pembangunan konstruksi rel kereta api Maros – Makassar direncanakan berlangsung tahun depan (2023). Namun pembangunan rel keret itu menjadi Kekhawatiran Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto.
Danny yang juga seorang ahli (Konsultan) itu, Menilai dengan menerapkan konsep perencanaan rel Kereta Api (KA) secara at grade (di atas tanah) atau bukan melayang (elevated) akan berdampak bencana banjir di wilayah Makassar.
Mantan Pj Wali kota Makassar Iqbal Suhaeb, menanggapi keraguan Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Sulsel Dr Iqbal Suhaeb. Menyebutkan bahwa kekhawatiran Pemkot Makassar melalui Danny Pamanto telah dijawab secara resmi oleh Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel.
Iqbal Suhaeb mengatakan, BPKA Sulsel sudah melakukan feasibility study pada wilayah yang dilalui rel kereta api di wilayah Makassar.
“Hasilnya Q.50 tahun, itu tidak akan banjir. Itu sudah dianalisis dengan konsep debet hujan yang paling tinggi yang pernah ada di Makassar,” ujar Iqbal. Minggu (7/8/2022).
Sejak awal Pemprov Sulsel sudah melakukan persuratan kepada Kementerian Perhubungan RI, melalui Balai Pengelola Kereta Api Sulsel. Intinya meminta kepada pusat untuk melihat dan menganalisis dampak banjirnya.
Kekhawatiran Pemkot Makassar, lanjut Iqbal, sama yang dialami Pemprov Sulsel sebelumnya. Tapi setelah mendapatkan hasil kajian dari BPKA, bahwa di lokasi yang akan dibangun rel secara at grade bebas banjir hingga 50 tahun ke depan, maka Pemprov Sulsel yakin dan mendukung penuh proyek strategis nasional (PSN) Presiden Jokowi tersebut.
Iqbal juga memperlihatkan surat berupa penjelasan teknis debit air dan lain sebagainya di lokasi pembangunan rel at grade di Makassar.
Dalam surat tersebut dengan nomor KA.604/4/8/BPKA-SS/2022 ditandatangani oleh Ir Ammana Gappa sebagai Kepala BPKA Sulsel secara kesimpulan, BPKA menyebutkan; Berdasarkan hasil survei dan analisis data hidrologi dan hidrolika tersebut, maka design pembangunan jalur kereta api dari Mandai sampai dengan Parangloe dan perencanaan saluran melintang berupa box culvert untuk melepaskan debit air telah memperhitungkan tinggi muka air banjir maksimum dan aman terhadap banjir dengan periode Q.50 tahun.
“Terlampir data dukung berupa Laporan Survey Hidrologi dan Hidrolika serta Executive Summary DED Intermoda KA ke Pelabuhan Garongkong dan Makassar New Port,” ujar Iqbal membacakan surat “Jaminan bebas banjir” tersebut. (**)