MAKASSAR||Legion-news.com Tokoh Literasi Sulsel Bachtiar Adnan Kusuma, memprakarsai nonton bareng Film DeToeng( Misteri Ayunan Nenek) karya putra-putri terbaik Sulsel, Sabtu 13/2 di Studio 21 MaRI. Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sulsel Dr.Quraisy Mathar, M.Hum, Ketua NAC Sulsel Usdar Nawawi, Sekretaris Forum Perpustakaan Lorong Desa Sulsel Ambo Upe, peneliti Herman Lilo dan salah seorang pemeran film De Toeng juga ikut mendampingi rombongan penonton.
Menurut Ambo Upe, film ini bermula dengan datangnya dokter sekeluarga karena pindah tugas, namun pak Dusun menempatkan pada sebuah rumah di atas bukit. Ambo Upe, mengisahkan kalau rumah tersebut angker yang tandai awalnya Raisa (anak sang Dokter) yang mampu melihat makhluk halus tersebut yang berada di halaman rumah dan di ruang tengah yakni seorang nenek yang menyanyikan cucunya sambil menggerakkan ayunan. Raisa sering terbangun di tengah malam hanya untuk melihat nenek tersebut hingga suatu waktu Raisa ingin dibuatkan ayunan dan di kabulkan oleh orang tuanya.
Hingga suatu ketika istri dan anak sang Dokter kerasukan. Sehingga dokter memaksa pak Dusun menceritakan yang sebenarnya. Dan ternyata dikarena seorang bangsawan yang mempertahankan adat siri’. Yang mana anak gadisnya dilamar orang biasa. Namun tidak setuju akhirnya melarikan diri dan meninggal setelah melahirkan akhirnya dipelihara oleh sang nenek yang telah diusir oleh suaminya dan menempati rumah di atas bukit tersebut. Sampai akhirnya cucu dan neneknya meninggal dalam keadaan mengayun cucunya.
Namun diakhir suaminya sadar dan mau menziarahi dan memaafkan istri dan cucunya. Cerita film berkonten lokal ini menarik sebagai bukti betapa kayanya cerita kearifan lokal dan legenda yang punya darat edukasi tinggi. “ Kekuatan film lokal sulsel haruslah menjadi tontonan sehat sekaligus produktif untuk menghargai industri kreatif lokal Sulsel” kata BAK. (**)