PB HMI Belum Bayar Tunggakan Tiket Pesawat Rp1,2 Miliar Pasca Kongres Pontianak 2023

0
FOTO: Bendera Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI (Istimewa) 
FOTO: Bendera Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI (Istimewa) 

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2023-2025 dikabarkan masih belum membayar tunggakan tiket pesawat kongres HMI di kota Pontianak, Kalimantan Barat pada tahun 2023.

Di mana saat itu, Raihan Ariatama sebagai Ketua Umum PB HMI periode 2021-2023 menggelar kongres di kota Pontianak, Kalimantan Barat pada November 2023.

Raihan selaku ketua umum melalui panitia memesan tiket pesawat ke salah satu travel yang ada di Depok, Jawa Barat untuk memberangkatkan peserta dari berbagai daerah.

Pemilik travel, Ria Aulia menceritakan, awalnya ia dihubungi oleh PB HMI melalui panitia menanyakan kerja sama untuk pemberangkatan peserta ke Pontianak.

“Jadi tgl 21 November 2023 saya ditelpon sama panitia, nomor saya diambil dari panitia kongres HMI di Surabaya tahun 2021. Dihubungi saya untuk bagaimana kerja sama memberangkatkan peserta melalui travel saya dan disampaikan kalo mereka mengalami kendala pemesanan yang dibatalkan sepihak oleh pihak Lion group sehingga peserta banyak sudah terlantar dibandara.” ungkap Ria Aulia saat dihubungi, Jumat, (14/11).

“Nah setelah janjian, saya akhirnya ketemu dengan koordinator kongres pontianak dan bendahara umum PB HMI saat itu dan membahas semuanya. Pembicaraan kita deal disitu. Saya tanyakan nanti kirim saja dulu datanya biar kita hitungkan.” tambah Ria.

Ria melanjutkan, pasca pertemuan itu, dia kemudian kembali ke Depok dan meminta agar panitia mengirimkan data yang dibutuhkan.

“Nah setelah itu saya dikirimkam datanya, itu pun masih mentahan saja, jadi kita hitung baik-baik dulu, dan setelah itu kita sampaikan bahwa totalnya semua 2,4 miliar.” bebernya.

“Akhirnya uang tersebut di transfer ke kami tapi tidak secara keseluruhan. Singkat cerita kami uruslah semua dengan uang yang di transfer itu, nah selesai. Setelah itu kami kabari lagi, ini masih ada yang belum dibelikan, uangnya sudah habis, panitia bilang coba ditalangi dulu mba’, kami sudah bicara nanti tinggal kirim invoice dan resinya semua untuk dibayar. Yah kami iyakan karena kami percaya.” tegasnya.

Setelah itu kata Ria, ia kemudian menggunakan uang pribadi serta dana investor dan kartu kredit serta pinjaman yang semuanya total senilai Rp1,2 Miliar lebih.

“Sebenarnya uang tidak cukup karena kami menjual beberapa barang untuk mencukupi dana yang kami pegang, pakai dana investor dan kartu kredit. Sambil saya mencari tambahan dana lagi, saya berupaya meminta ke panitia lewat bendahara umum, ada gak dana sekitar 300 juta mas, katanya belum bisa tambah deposit, nanti totalin aja semua terus langsung dibayar, udah bicara juga semuanya. Gitu katanya. Sehingga total semuanya yang kami talangi Rp1,2 Miliar lebih” ucapnya.

“Nah kenapa membengkak biayanya, itu karena adanya rute nambah dari awal pengajuan, kemudian jumlah orang setiap rute tidak sama dan termasuk kota-kota yang jauh, ada tiket yang hangus tanpa konfirmasi sebelumnya minta direfund namun tetap minta belikan baru lagi.” tuturnya.

PB HMI Tutup Komunikasi

Ria melanjutkan, setelah semua beres, pihaknya melakukan penagihan senilai Rp1,2 Miliar lebih itu setelah kongres HMI berakhir.

Saat menagih, PB HMI berjanji akan melunasi semua tunggakan tiket tersebut sebelum Idul Fitri tahun 2024.

“Jadi saya nagih nih by phone dan chat ke panitia kongres dan disampaikan Klo mereka sudah rapat ber 4 (panitia, bedum demisioner, Ketum demisioner, dan Ketum saat ini) katanya sebelum Idul Fitri tahun 2024 akan dibayar dan diselesaikan. Saya sebenarnya berat tapi ya sudah okelah tidak apa-apa.” tuturnya.

“Tapi mendekati Idul Fitri itu gak ada kabar sama sekali, pada menghindar. bahkan saya hubungi pak Raihan tidak direspons, akhirnya cari nomor pak Bagas. Pas saya hubungi dia jawabannya bikin sakit hati “tidak bisa bayar, tidak ada uang, tidak ada anggaran, tanpa kata maaf sedikitpun..saya ajak bertemupun dibilang unless percuma Krn emang ga ada uangnya mau gmn. bagaimana saya tidak sakit hati. Ini usaha saya sudah hancur mala dikasi begini.” ucapnya bersedih.

Harapan Ria untuk PB HMI

Kata Ria, selama ini dia sudah mencoba melalui jalur diplomasi dengan menghubungi PB HMI yaitu Bagas, MN Kahmi dan senior-senior HMI bahkan senior HMI di Kementerian dan DPR tapi tidak membuahkan hasil.

“Saya akhirnya up ke pemberitaan karena selama ini setahun lebih saya bangun komunikasi ke semua senior HMI, baik yang jadi Menteri, KAHMI, DPR tapi tidak ada hasil. Bahkan hasil pertemuan terakhir kali pada 1 Agustus 2025 dihadiri MPK HMI pun juga tidak ada hasil.” imbuhnya.

“Pengacara saya juga hubungi tidak direspons, semua somasipun baik dr perusahaan saya maupun dari pengacara tidak digubris..malahan saya dicarikan masalah, dituduh travel saya tidak sah, ilegal, loh kalian berangkat kongres karena saya dan saya ada legalitas perusahaannya, bagaimana ceritanya bisa tidak sah dan dibilang juga dana tuk pesawat semuanya sudah dibayar tapi mana bukti bayar ke saya, klo benar sudah ditranfer ke saya. organisasi besar pasti ada donk catatan keuangannya bukan hanya omongan..bahkan saya dibilang melakukan pemerasan.” tegasnya lagi.

Dia pun berharap masalah ini selesai dengan cepat agar kondisi keuangan dan perusahaan yang ia bangun bisa kembali stabil.

“Ada anak saya yang harus hidup, ada pegawai saya, apa tidak kasihan, saya cuma minta hak saya, bukan yang lain. Kerugian materiil dan imateriiil sudah kami alami. Jika ada masalah di internal HMI itu bukan urusan saya, saya cuma mau dibayar sisa tunggakannya Rp1,2 Miliar lebih itu. Karena sampai detik ini saya tidak menerima pembayaran dari PB HMI” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan yang dihubungi terkait masalah ini belum memberikan respons sama sekali. (*)

Advertisement