LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Nama Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin atau Appi tak disebut calon kuat pimpin golkar sulawesi selatan.
Senior partai golkar Nurdin Halid (NH) hanya menyebutkan 3 nama sebagai calon kuat, mereka diantaranya, Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan Andi Ina Kartika Sari.
“Yang kuat itu menurut pengamatan saya ada tiga orang yaitu, Taufan Pawe sendiri, Ilham Arief Sirajuddin, kemudian Andi Ina Kartika Sari,” ujar Nurdin Halid saat ditanya wartawan mengenai calon ketua Golkar Sulsel.
Pernyataan NH itu disampaikannya saat menikmati makan khas masyarakat sulawesi selatan di Rumah Makan Coto Sungguh 2, Sungguminasa, Gowa, Jumat (14/11/2025).
Saat berada di rumah makan coto sungguh 2, NH ditemani senior partai golkar Idrus Marham.
Untuk diketahui, Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), telah mengantongi 17 rekomendasi DPD II sebagai dukungan maju di Musda.
“Untuk menjadi ketua DPD satu sangat sulit, karena menghadapi tantangan luar biasa, harus mengembalikan daripada kejayaan Golkar di Sulsel,” tegas NH.
Musda Golkar Sulsel akan digelar dalam waktu dekat untuk memilih Ketua DPD I menggantikan Taufan Pawe, yang masa jabatannya berakhir pada 19 November 2025.
Bagaimana pandangan Idrus Marham terkait dengan calon ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan.
Mantan Sekjen DPP Golkar Idrus Marham menilai Golkar Sulsel sebagai “rumah besar” yang perlu dikelola dengan menggabungkan kekuatan senior dan kader muda.
“Untuk menjadi lumbung beringin harus ada stratifikasi, ada senior punya pengalaman, ada yang punya gerakan-gerakan, ada kader muda yang mesti juga diperhatikan,” ujar Idrus.
Idrus menekankan pentingnya para calon tidak mengedepankan ego demi kebesaran Golkar Sulsel. Ia pun menyebut beberapa nama yang menurutnya layak bertarung.
“Nama-nama yang muncul misalkan ada Andi Ina, ada Appi kemudian siapa itu ada lagi Aco [Ilham Arief Sirajuddin] ada lagi siapa? Silahkan maju,” tegas Idrus.
Berbeda dengan Nurdin Halid, Idrus tidak menyebut nama Taufan Pawe dalam penjabarannya sebagai figur kuat. (*)
