Ormas Islam Kawal Ketat AAS Building Saat Jurnalis Gelar Unras Tuai Sorotan

0
FOTO: Jurnalis di Kota Makassar saat menggelar aksi unjuk rasa di depan AAS Building Jl Urip Sumoharjo, Panaikang, Panakkukang. Selasa (4/11/2025)
FOTO: Jurnalis di Kota Makassar saat menggelar aksi unjuk rasa di depan AAS Building Jl Urip Sumoharjo, Panaikang, Panakkukang. Selasa (4/11/2025)

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sejumlah kader Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan nampak terlihat sedang mengawasi aksi unjuk rasa (Unras) puluhan jurnalis di depan AAS Building Jl Urip Sumoharjo, Panaikang, Panakkukang. Selasa (4/11/2025).

Mereka nampak lalu lalang di depan jurnalis yang menggelar unras mendukung TEMPO yang saat ini tengah dalam gugatan secara perdata oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS).

Kehadiran sejumlah anggota organisasi masyarakat (Ormas) islam dari GP Ansor Sulsel itu tuai sorotan.

Kader senior Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan, Makmur Idrus, menilai bahwa organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama itu seharusnya tidak perlu terlibat dalam polemik antara Menteri Pertanian dengan media Tempo.

Ia menegaskan, Ansor lahir dari bawah dan dibangun dari semangat perjuangan, bukan karena kedekatan dengan pejabat atau bantuan alat pertanian.

“Saya ini lahir dari bawah. Dari Sekretaris Ranting, naik jadi Wakil Ketua PAC, kemudian Sekretaris PC, lalu Ketua PC, sampai akhirnya menjadi Sekretaris PW GP Ansor Sulsel. Setelah dibatasi usia, kami istirahat, tapi tetap dipercaya sebagai Dewan Penasehat GP. Ansor Sulsel. sampai 2022,” ujar Makmur Idrus di Makassar, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, loyalitas kader Ansor mestinya diarahkan pada perjuangan sosial dan pembelaan terhadap masyarakat kecil, bukan pada kepentingan politik atau personal pejabat. Ia menyayangkan jika ada kader yang “terlalu cepat” membela seorang pejabat hanya karena merasa mendapat bantuan.

“Jangan karena diberi traktor lalu mengaku kader Ansor dan membela. Traktor boleh datang dari kementerian, tapi hati dan pikiran Ansor tidak boleh ikut disubsidi,” tegasnya.

Makmur menambahkan bahwa GP Ansor memiliki sejarah panjang sebagai pelopor gerakan sosial dan penjaga nilai keadilan. Karena itu, organisasi ini harus tetap berdiri di atas prinsip kritis terhadap kekuasaan, sekaligus menjadi pengawal moral dalam pembangunan bangsa.

“Ansor itu penjaga moral, bukan pasukan sorak. Tugas kita mengawal rakyat, bukan menyanjung pejabat,” tutupnya. (LN)

Advertisement