MAKASSAR||Legion News – Bagi orang – orang orang tertentu yang berhak diberi gelar tersebut, menandakan status sosialnya yang lebih tinggi dibanding orang lain. Ya, “Andi” adalah gelar yang hanya bisa disematkan kepada mereka yang masih memiliki garis keturunan bangsawan. Hal itu masih bertahan hingga sekarang.
Melihat jauh ke belakang, istilah “Andi” untuk gelar kaum bangsawan ternyata bukan sesuatu yang telah lama ada. Gelar kebangsawanan yang digunakan di daerah – daerah Sulawesi Selatan adalah Opu, Daeng, Karaeng, Arung, Bau’, atau Puang. Lalu, bagaimana awal munculnya gelar “Andi” ini?
dicetuskan pada masa kolonial Belanda dimana pada saat itu, Belanda ingin memerikan sebuah penanda yang bisa membedakan orang – orang keturunan bangsawan dari orang – orang biasa. Ince Nurdin, seorang tokoh bangsawan Makassar dalam penjelasannya yang dilansir dari historia.id menyatakan bahwa asal muasal kata “Andi” ini dikenalkan oleh B.F Matthes, seorang misionaris BElanda yang kemudian harinya dikenal dunia sebagai pelopor penulisan I La Galigo di tahun 1918.
“Matthes hendak menulis Standen Stelsel di Zuid Celebes seperti yang sudah ada di Jawa. Maka, sebagai awal usahanya itu, mulailah dia memberikan titel Andi kepada semua golongan bangsawan yang berada dalam jangkauan Departement O & E (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan),” kata Ince Nurdin, dilansir dari historia.id.
Dalam masa penguasaan kolonial Belanda, kerajaan – kerajaan di Sulawesi selatan mendapat intervensi. Pemerintahan kolonial yang membutuhkan banyak tenaga ahli dengan kemampuan baca dan tulis akhirnya mendirikan sekolah – sekolah mulai dari OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren), MULO (Meerder Uitbreiding Lager Onderwijs), AMS (Algemene Middelbare School), Normaal School dan HK (Holland Indlands Kwekschool). Selain itu, di beberapa distrik pundibangun sekolah – sekolah gubermen, atau sekolah desa. Sementara itu untuk pendidikan setingkat afdeling, didirikanlah sekolah seperti HIS dan Schakel School
Mereka yang ingin bersekolah pun memiliki persyaratan khusus. Sekolah – sekolah setingkat HIS atau OSVIA yang dikenal sebagai sekolah raja mewajibkan para siswanya untuk menyerahkan stambon (daftar silsilah keturunan) dan lembar ernyataan kesetiaan pada pemerintah Hindia Belanda. Tujuannya adalah untuk mengikat para siswa ini yang nantinya akan menjadi pegawai pemerintahan dan pejabat administrasi untuk perusahaan – perusahaan.
Anak – anak bangsawan yang bersekolah inilah yang kemudian mendapatkan gelar “Andi” ketika mereka menamatkan pendidikan. Dicatatakan Mattulada dalam buku Sejarah, Masyarakat dan Kebudayaan Sulawesi Selatan bahwa penggunaan gelar “Andi” dimulai sejak tahun 1930-an oleh par akepala swapraja dan keluarga bangsawan.(*)