Musisi Konser ‘Semua Jadi Satu’ Disambut Tarian Adat Khas Makassar di Bandara Sultan Hasanuddin

FOTO: Musisi kawakan Fariz RM, Deddy Dhukun, dan Mus Mujiono saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (23/1/2023).
FOTO: Musisi kawakan Fariz RM, Deddy Dhukun, dan Mus Mujiono saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (23/1/2023).

MAKASSAR, LEGIONNEWS – Musisi kawakan Fariz RM, Deddy Dhukun, dan Mus Mujiono yang bakal menggelar konser ‘Semua Jadi Satu’ di Makassar disambut Tari Paddupa, tarian adat khas Makassar, saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (23/1/2023).

Ketiga musisi legendaris tanah air ini disambut langsung Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Moh. Roem, Ketua Panitia Pelaksana Konser Semua Jadi Satu Hasyim Arsal Al-Habsyi. Ketiganya dikalungi sarung sutra Bugis dan dipasangkan songkok Pattunru, sebagai simbol penghargaan pada tamu agung di Kota Makassar. Selain ketiganya, Konser Semua Jadi Satu juga akan menghadirkan sang diva Vina Panduwinata, yang dijadwalkan akan tiba di Makassar, selasa besok (24/1).

Menurut Fariz, sambutan meriah di Makassar memberikan dukungan semangat untuk membawakan lagu-lagu hits 80-an dalam tur nasional konser Semua Jadi Satu, yang dimulai dari Kota Makassar.

“Kami senang dan bangga kedatangan kami disambut meriah di kota ini, konser yang dimulai di kota ini dan nantinya akan memberi warna tersendiri di tahun politik ini,” ungkap pencipta hits Sakura dan Barcelona ini.

Advertisement

Sedangkan menurut Mus Mujiono dan Deddy, sebelumnya ia beberapa kali manggung di Kota Makassar, namun baru kali ini mendapat sambutan luar biasa sejak dari bandara hingga tiba di hotel tempat mereka menginap.

Konser Semua Jadi Satu yang menampilkan 4 musisi legendaris Indonesia: Fariz RM, Vina Panduwinata, Deddy Dhukun, dan Mus Mujiono bakal digelar di Upperhills Convention Center, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Rabu malam nanti (25/1). Ketua Panpel Konser Semua Jadi Satu Hasyim Arsal mengatakan konser ini rencananya bakal digelar di 20 kota dan diawali di Kota Makassar sebagai wilayah pertengahan Indonesia.

“Ide Konser ini berangkat dari kesadaran bahwa musik adalah bahasa universal yang menjadi jembatan bagi jiwa yang satu, jiwa mencintai keindahan dan pada giliran menghadirkan harmoni antara jiwa dan raga menuju satu kebahagiaan. Musik terlepas dari semua perangkap primordial, suku, agama, rasa bahkan bahasa,” pungkas Hasyim. (**)

Advertisement