Dilarang tambah garang nie mural pic.twitter.com/eAyckyQ4Kh
— Boss (@BossTemlen) September 1, 2021
MURAL, Legion-news Belakangan ramai menjadi sorotan publik soal aksi kritik terhadap pemerintah melalui mural atau seni jalanan yang berujung dihapus oleh aparat. Pasalnya, krtitik yang disampaikan bernuansa provokatif.
Mural sendiri sudah sejak lama ada di Indonesia. Sejak zaman kolonial Belanda, mural menjadi sarana untuk menyampaikan protes dan kritik.
Kehadiran seni jalanan sebenarnya sudah lama ada di Indonesia. Seniman mural Darbotz menyebut cikal bakal seni jalanan dalam bentuk mural atau graffiti menjadi sebuah budaya berkesenian di negeri ini sudah ada sejak masa pra kemerdekaan.
Di masa perjuangan, banyak para pejuang menyuarakan perjuanganyan melalui corat-coret atau gambar di tembok-tembok kota.
Mereka sengaja meninggalkan pesan-pesan perjuangan melalui mural karena memang keterbatasan media kala itu.
Mural-mural kontroversial terus bermunculan di mana-mana. Beberapa di antara mural-mural ini sudah ada yang dihapus.
Sebagaimana diketahui, salah mural yang cukup menyita perhatian ialah mural ‘Jokowi 404: Not Found’ di Kota Tangerang. Pembuat mural ini tadinya hendak diburu oleh polisi, namun belakangan si pembuat mural tak bisa ditangkap karena itu wewenang Pemda
Terbaru adalah mural ‘Ngabalin 504 Error’ dan ‘Wabah sesungguhnya Adalah Kelaparan’. Mural ‘Wabah sesungguhnya Adalah Kelaparan’ bahkan tersebar di beberapa tempat.
Mural bergambar wajah mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini ada di Batuceper, Kota Tangerang. Mural itu diperkirakan sudah ada sejak Senin (9/8) atau Selasa (10/8) lalu. Mural ini sudah dihapus dengan ditutup cat warna hitam lantaran dinilai menghina lambang negara. (**)