Mentan Bantah Tudingan Pembukaan Lahan di Merauke Hutan Lindung

FOTO: Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Andi Amran Sulaiman, MP, saat diwawancarai awak media usai menghadiri prosesi Wisuda Periode April 2025 di Baruga AP Pettarani, Tamalanrea, Kamis (10/4).
FOTO: Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Andi Amran Sulaiman, MP, saat diwawancarai awak media usai menghadiri prosesi Wisuda Periode April 2025 di Baruga AP Pettarani, Tamalanrea, Kamis (10/4).

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Adanya pihak yang menyebut pembukaan lahan pertanian di Merauke, Papua Selatan mengorbankan hutan lindung dibantah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Mentan Amran menjelaskan pembukaan lahan pertanian di Merauke merupakan masa depan negara.

“Tuduhan membabat hutan di Papua itu kita tau siapa yang menuduh,” ujar Mentan Amran usai menghadiri pengukuhan wisudawan di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Kamis (10/4/2025).

Amran pun menjelaskan lahan seluas 1 juta hektare bukan hutan tapi semak-semak.

Advertisement

“Kita sudah buka 1 juta hektare lahan persawahan di Papua (Merauke). Kalau kita tidak buka lahan pertanian baru, kita ambil pangan di mana?” tanya Mentan ke sejumlah media.

Menurut ketua umum Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Indonesia harus mengambil posisi swasembada pangan agar bisa juga mensuplay negara negara yang kekurangan pangan.

“Sekarang ini petani bahagia, produksi meningkat pangan kita kuat, stok kita tertinggi selama 20 tahun,” imbuh ketua umum IKA Unhas Makassar itu.

Mentan juga menjelaskan produksi hasil panen padi petani tertinggi selama 7 tahun dan itu data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat.

“Produksi kita tertinggi selama 7 tahun dan itu data BPS,” ungkap Amran.

“Ini kebahagiaan tersendiri bagi Indonesia, di saat Malaysia, Jepang dan Filipina krisis beras,” tutur Mentan.

Bahkan kata Mentan, Swasembada pangan (Beras) nantinya untuk kebutuhan 282 juta pendudukan Indonesia. Dan dikatakannya bila terjadi krisis pangan bisa berdampak terjadi konflik sosial dapat berimplikasi negara bubar.

“Ini kita syukuri, bisa dibayangkan kita memiliki 282 juta pendudukan kalau terjadi kelangkaan beras ini bisa terjadi konflik sosial dan negara bisa bubar,” tutur Mentan.

“Krisis pangan itu sangat berbahaya,” pungkas Amran. (*)

Advertisement