Menko Perekonomian Gelar Rakortas Jelang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Uni Eropa

FOTO: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait perkembangan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Jumat (2/5). (Properti via Facebook)
FOTO: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait perkembangan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Jumat (2/5). (Properti via Facebook)

LEGIONNEWS.COM – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait perkembangan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Jumat (2/5)

Dikatakan oleh Menko Perekonomian perundingan perjanjian ini sudah memasuki tahap akhir, untuk itu dirinya menyampaikan kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk segera menyiapkan segala kebutuhan yang berkaitan dengan tahap akhir penyelesaian perjanjian ini.

“Kita berharap dengan diselesaikannya perjanjian perdagangan tersebut semakin memperluas pasar bagi produk-produk Indonesia di Eropa,” ujar Airlangga seperti dikutip dari akun media sosial miliknya seperti dilihat, Sabtu (3/5).

Pemerintah Indonesia akan menjalankan pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic secara daring pada Senin (5/5/2025) mendatang untuk menetapkan kesimpulan akhir tentang IEU CEPA.

Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno kepada media mengatakan perundingan IEU CEPA telah dilakukan dalam 19 putaran perundingan.

Pembahasan kerja sama memakan banyak waktu karena ada sejumlah rincian kesepakatan yang harus dibahas antara kedua belah pihak mulai perdagangan, pembangunan berkelanjutan, hingga investasi berkelanjutan.

“Kita sudah jalankan 19 putaran perundingan, insya Allah tahun ini selesai,” ucap Arif kepada awak media di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat (2/5/2025) seperti dikutip dari Investor.id

Ari mengatakan komoditas yang menjadi pembahasan dalam hubungan kerja sama perdagangan adalah kelapa sawit, kakao, hingga kopi. Namun dia tidak merinci pembahasan yang akan disepakati antara Indonesia dan Uni Eropa.

“Cuma kalau kakao itu ada persoalan baru, yaitu makin kurang lahan Kakao, dan di Afrika ada penyakit kakao, jadi kita sekarang impor kakao,” tutur Havas.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan pembahasan akan menghasilkan kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Pemerintah akan memberikan fleksibilitas perdagangan untuk Uni Eropa tetapi pada saat yang sama juga harus ada perlakuan yang setara terhadap Indonesia.

“Jangan sampai kepentingan kita, terutama mereka meminta akses pasar ke kita, kita juga harus meminta akses pasar ke mereka hal itu yang menjadi kesepakatan. Makanya yang paling penting adalah kepentingan domestik kita harus diterima mereka. Jadi tidak hanya sekedar memberikan fleksibilitas,” ucap Edi.

Dengan adanya kerja sama ini Indonesia bisa memperluas mitra dagang. Indonesia juga melihat benefit yang didapatkan dari negara-negara yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan Uni Eropa salah satunya adalah Vietnam.

“Kami meminta benefit yang sama dengan negara lain yang sudah bekerja sama dengan Uni Eropa misalnya Vietnam. Minimal itu benchmark kita. Artinya dengan situasi saat ini Indonesia ingin memperluas akses market kita ke Uni Eropa,” kata Edi.

Edi menegaskan Indonesia dan Eropa sudah di ambang penyelesaian pembahasan dengan Uni Eropa. Bahkan, pemerintah menargetkan penyusunan IEU CEPA diselesaikan pada kuartal II-2025. “Kuartal II-2025 atau semester I-2025, kalau enggak kita kelamaan. Namun, itu dalam posisi yang substantif, karena nanti masih ada legal scrubbing dan lain-lain, itu nanti proses berikutnya yang penting secara prinsip kan sudah sepakat,” pungkas Edi. (Sumber Investor.id)

Advertisement