LEGIONNEWS.COM – Punya 163 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia Mendiktisaintek, Prof. Brian Yuliarto mendorong agar Muhammadiyah memiliki “Muhammadiyah Saintifik Empire.”
Hal itu disampaikan Prof. Brian saat berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah. Dia berharap melalui Muhammadiyah Saintifik Empire dapat meningkatkan kualitas riset-riset yang dilakukan oleh civitas akademik Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA).
“Sebenarnya saya sudah bertemu dosen-dosen di sana (PTMA) yang kapasitas risetnya bagus-bagus. Saya tangkap itu. Tapi kemudian ada keterbatasan fasilitas. Justru dengan empire ini jejaring itu bisa diatasi,” ucap Prof. Brian Yuliarto pada Rabu kemarin (19/3).
Di hadapan para rektor PTMA di Kantor PP Muhammadiyah itu, Prof. Brian menjelaskan fungsi Muhammadiyah Saintifik Empire sebagai ruang kerja bersama, terlebih untuk berbagi fasilitas jika ada peneliti yang memiliki kekurangan.
“Jadi riset itu bisa bersama-sama, keroyokan. Sehingga kita tidak sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Guru Besar yang juga pakar di bidang material fungsional ini memandang Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk membangun ekosistem riset yang berkualitas dengan 163 perguruan tingginya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berkaca dari situasi perguruan tinggi di AS yang maju adalah milik swasta, menurutnya Muhammadiyah juga memiliki potensi untuk maju untuk mengungguli perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia.
Riset yang dilakukan oleh PTMA bersama dengan perguruan tinggi swasta dan negeri yang lain diharapkan mampu mengangkat derajat Indonesia sehingga setara dengan negara maju lain, dan mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.
Menurutnya untuk bisa keluar dari middle income trap, membutuhkan target pertumbuhan yang ambisius seperti yang dilakukan oleh Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh industrialisasi berbasis teknologi.
Dalam membangun industri itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, oleh karena itu diperlukan konsolidasi ekonomi. Tak hanya pendanaan, industri yang maju juga harus ditopang oleh SDM yang mumpuni dan riset – inovasi yang berkualitas.
“Kita benchmark dengan Thailand saja. Itu jumlah percentage penduduknya yang lulus S1 yang menopang industri Thailand itu 20 persen. Kita lulusan S1 yang bekerja di industri itu baru lima persen,” ungkapnya.
Menurut Prof. Brian, Indonesia berpeluang besar menjadi negara maju – khususnya di bidang ekonomi, karena market size yang dimiliki sangat besar. Belum majunya ekonomi saat ini disebabkan bangsa Indonesia masih berposisi sebagai konsumen.
Tentu pasar yang besar itu harus dilihat secara proporsional, dan produk industri yang dihasilkan harus melalui riset dan inovasi sehingga marketable. Di sinilah pentingnya riset sebagai penopang pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan bangsa. (*)