LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen memberantas peredaran narkoba. Tidak tanggung tanggung Mabes TNI telah membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) terdiri atas 3 mantra.
Belakangan ini dua kabupaten di Sulawesi Selatan disebut sebut jadi lumbung narkoba terbesar di Indonesia.
Kata Lumbung Narkoba itu berawal dari cuitan tokoh masyarakat Sulsel asal kabupaten Pinrang, Said Didu. Lewat cuitanya di media sosial X (Twitter).
“Saya jadi saksi mata, ada satu daerah di Sulsel berubah dari lumbung padi dan ulama, menjadi lumbung narkoba dan penipu online hanya dalam waktu sekitar 10 tahun. Penyebabnya karena rakyat disogok dalam memilih pemimpin,” demikian isi cuitan Said Didu yang terupload di akun Twitter @msaid_didu.
Tokoh kelahiran Pinrang tersebut menyebut, bahwa ada calon Gubernur yang dimodali dan disokong oleh bandar narkoba di wilayah Sulawesi Selatan.
“Saya hanya menghimbau seluruh rakyat Sulsel, kalau Sulsel masih mau selamat dan menghasilkan orang-orang besar seperti Abraham Samad dan lain-lain, maka jangan pilih calon (gubernur) yang dibekingi atau terkait dengan kita kenal sebagai bandar narkoba di Sulsel,” ujar Said dalma podcast tersebut.
Isu kasus penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Pinrang kembali menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat, Usai viral pernyataan Said Didu di acara podcast Abraham Samad.
Informasi ini pun tersebar luas di media sosial dan mengundang respon dari berbagai kalangan masyarakat. Tak terkecuali, Forum Masyarakat Peduli Pinrang (Formaspin).
“Jika informasi hangat yang menjadi perbincangan akhir-akhir ini adalah benar, tentu menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kewaspadaan dan melindungi masyarakat kita dari ancaman narkotika,” kata Alex, salah seorang anggota Formaspin.
Menurutnya, pembasmian narkotika di Kabupaten Pinrang mesti dilakukan dari hulu ke hilir. Sebab, peredaran barang haram tersebut tidak akan pernah terputus mata rantainya jika hulunya (bandar) tidak dideteksi dan dibasmi. Apalagi, jika orang-orang yang berada di hulu tersebut, memperkuat jejaringnya dengan berbagai kelompok elit yang dianggap memiliki power untuk membeking.
“Memang penting untuk menyelesaikan persoalan di hilir, tapi hulunya adalah inti utama persoalan,” papar Alex.
Di lain sisi, lanjutnya, kasus narkotika yang dibiarkan bergulir tanpa tindakan tegas, akan berpotensi menjadi pembiasaan dan pemakluman di tengah kehidupan masyarakat.
Jika ini terjadi, generasi muda yang sering kali menjadi korban keserakahan bandar narkotika, akan terjebak selamanya dan tidak akan mampu menikmati masa depan yang cerah.
“Ini mesti segera diputus mata rantainya, demi masa depan generasi kita yang lebih cerah,” jelas Alex.
Atas dasar itu, pihaknya bersama masyarakat siap berada di garda terdepan dalam menolak segala bentuk tindakan yang menyokong peredaran barang haram tersebut di Kabupaten Pinrang, tak peduli siapapun pihak yang berada di belakangnya.
“Jika memang ada Paslon yang ditenggarai disokong oleh bandar narkoba dalam suksesi perpolitikan, kami atas nama masyarakat Pinrang, tidak gentar melakukan penolakan dan perlawanan terhadap hal itu,” pungkas Alex. (*)