Mantan Wakil Ketua KPK Temui Bupati Andi Utta, Ini Tujuannya

FOTO: Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf menerima kunjungan mantan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode Muhammad Syarif di pendopo rumah jabatan Bupati, Selasa 16 Agustus 2022.
FOTO: Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf menerima kunjungan mantan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode Muhammad Syarif di pendopo rumah jabatan Bupati, Selasa 16 Agustus 2022.

BULUKUMBA – Di sela kesibukannya mengikuti rangkaian acara HUT Kemerdekaan RI, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf menerima kunjungan mantan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode Muhammad Syarif di pendopo rumah jabatan Bupati, Selasa 16 Agustus 2022.

Laode Syarif datang ke Bulukumba dalam kapasitasnya sebagai Direktur Eksekutif Kemitraan Partnership. Dia didampingi oleh Direktur Program Dewi Rizki dan pelaksana program dari Payo-Payo dan OASE.

Saat ini Kemitraan menjalankan program Adaptasi Perubahan Iklim melalui Tata Kelola Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Adat Ammatoa Kajang Bulukumba.

Laode Syarif menemui Bupati Bulukumba untuk membicarakan progres dan kelanjutan program Adaptasi Perubahan Iklim yang dilaksanakan oleh konsorsium lembaga Payo-Payo dan OASE.

Advertisement

Laode Syarif mengatakan program adaptasi perubahan iklim ini adalah salah satu yang pertama di Indonesia untuk memperbaiki Daerah Aliran Sungai yang berada di wilayah adat Kajang. Sehingga diharapkan program ini akan menjadi kontribusi yang baik bagi pelestarian lingkungan di Bulukumba dan Sulawesi Selatan pada umumnya.

“Setelah mendengar pandangan dari Bupati dan Wakil Bupati yang mendukung program ini, sehingga semoga saja untuk pengembangan proyek berikutnya kita bisa tingkatkan dengan proyek lebih besar,” ungkap Laode Syarif.

Sementara itu Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf pada pertemuan tersebut mengemukakan pandangannya terhadap pelestarian lingkungan yang menurutnya sudah mengalami gradasi atau penurunan sejak puluhan tahun.

Andi Utta sapaan akrabnya memberi contoh aliran sungai Balangtieng yang saat ini debit airnya sudah berkurang.

“Dulu 30 tahun lalu, jika musim kemarau, air sungai masih menutupi bebatuan. Tapi sekarang kondisi seperti itu tidak ada lagi,” bebernya.

Nah, menurutnya isu pelestarian lingkungan penting direspon dan mendapat dukungan berbagai pihak, untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.

Dikatakan, untuk daerah aliran sungai penting melakukan penghijauan atau penanaman pohon kembali dengan jenis tanaman yang cocok.

“Untuk jenis tanaman di sekitar aliran sungai cocoknya tanaman sukun karena akar pohonnya memiliki serapan air yang tinggi,” ungkapnya.

Olehnya itu, untuk program bibit unggul yang saat ini dilaksanakan pemerintah daerah, juga akan memprioritaskan bibit tanaman sukun untuk wilayah daerah aliran sungai. Selain dinilai memiliki kekuatan pohon yang kuat, buah sukun juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Untuk program Adaptasi Perubahan Iklim di Kajang ini, Andi Utta sangat mendukung keberlanjutannya, karena selain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan.

Untuk diketahui tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan ketahanan dan membangun kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim bagi masyarakat rentan melalui tata kelola DAS terpadu yang berkelanjutan di Masyarakat Adat Ammatoa Kajang di Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun tiga DAS yang menjadi lokasi program adalah DAS Apparang, DAS Raowa, DAS Baonto. Sejumlah kegiatan tengah didorong yaitu pembentukan Forum DAS, penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API)

Selain itu, ada kegiatan agroforestri, konservasi tanah dan air/terasering, serta pemanfaatan pekarangan melalui sekolah lapang.(*)

Advertisement