Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat Nasional dan Asia Tenggara Digelar di Sulsel

0
FOTO: Pembukaan Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional 2023 berlangsung di di Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (11/7/2023).
FOTO: Pembukaan Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional 2023 berlangsung di di Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (11/7/2023).

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional dan Asia Tenggara bakal digelar di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Untuk diketahui MQK adalah lomba membaca dan memahami kitab kuning, khususnya kitab-kitab keislaman berbahasa Arab, yang menjadi bagian penting dari tradisi keilmuan di pesantren Indonesia.

Lomba baca kitab kuning tingkat regional ini merupakan kali pertama diselenggarakan dan wilayah timur Indonesia sebagai tuan rumahnya.

Persiapan MQK Nasional dan Asia Tenggara dibahas bersama dalam rapat koordinasi di Makassar, Selasa (29/4/2025). Dalam rakor ini, dibahas berbagai langkah strategis, termasuk dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan.

Mewakili Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel), Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah (Sekda) Sulsel, Arafata menyampaikan komitmennya untuk menyukseskan perhelatan MQKN-Asia Tenggara.

“Ini merupakan kebanggaan bagi Pemprov Sulsel. Sesuai arahan Gubernur, kami akan bersinergi penuh untuk menyukseskan perhelatan ini,” ujar Arafata.

Sekda Sulsel menambahkan bahwa meski baru pertama kali mengikuti koordinasi MQK, pihaknya melihat potensi besar kegiatan ini dalam memperkuat citra keagamaan dan budaya daerah.

Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said menekankan pentingnya menjadikan MQK Nasional dan Asia Tenggara bukan hanya sebagai ajang keagamaan, tetapi juga sebagai momen memperkuat identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia.

“Pesantren berdiri sejak abad ke-14, bahkan jauh sebelum penjajahan abad ke-16. Ini adalah lembaga pendidikan yang genuine Indonesia,” tutur Basnang Said.

Ia juga menyoroti keputusan strategis Kementerian Agama untuk mulai menyelenggarakan kegiatan nasional berbasis agama di kawasan timur Indonesia sebagai bagian dari komitmen pemerataan pendidikan.

“Selama ini terlalu terpusat di wilayah barat. Dengan MQKN digelar di Sulsel, ini menjadi bukti pelaksanaan visi pemerataan yang tertuang dalam Asta Cita,” tambahnya.

Sebagai bagian dari penguatan identitas lokal, Basnang juga mendorong sinergi dengan Dinas Kebudayaan untuk menampilkan kekayaan budaya Sulsel dalam kegiatan MQKN.

“Kita ingin ada warna Sulsel yang kuat. Ini bukan hanya kerja Kementerian Agama, tapi kerja bersama,” ujarnya.

Direktur Pesantren juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Provinsi Sulsel. Ia berharap, kegiatan ini akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal, khususnya di Kabupaten Wajo yang menjadi lokasi utama kegiatan.

“Kalau perlu, kita jadwalkan 24 kabupaten/kota di Sulsel untuk ikut serta,” katanya.

MQK Nasionald an Asia Tenggara tahun ini digelar dengan konsep digitalisasi. Dalam babak penyisihan MQKN akan digelar secara daring melalui (Computer Based Test/CBT). (*)

Advertisement