
LEGIONNEWS.COM – JAKARTA, Grup musik punk rock Sukatani asal Purbalingga Jawa Tengah, akhirnya mendapatkan tawaran menjadi Duta Polri. Setelah lagunya yang berjudul Bayar..Bayar..Bayar viral di berbagai platform media sosial.
Bahkan lagu tersebut digunakan oleh para demonstran selama kegiatan aksi unjuk rasa mahasiswa yang bertajuk ‘Indonesia Gelap’ itu selama tiga belakangan ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan apabila Band Sukatani berkenan dijadikan duta ataupun juri untuk institusi Polri.
Katanya itu dalam rangka melakukan perbaikan institusi serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang seluruh personel Polri.
“Nanti kalau Band Sukatani berkenan akan kami jadikan juri atau band duta untuk Polri terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi kami,” kata Kapolri dalam keterangannya, Dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (23/2).
“Dan juga konsep evaluasi secara berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang masih menyimpang,” tutur Sigit.
Sigit kembali menegaskan Polri tidak antikritik. Ia memastikan bakal menerima dan terbuka dengan seluruh bentuk saran dan masukan.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik,” kata dia.
Untuk diketahui grup musik punk Indonesia yang berbasis di Purbalingga, Dibentuk pada tahun 2022, grup ini digawangi oleh Muhammad Syifa Al Lufti alias Alectroguy (gitaris) merangkap produser dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel (vokalis).
Setiap menggelar konser grup ini sering membawa sayur sayuran untuk dibagikan ke para penonton.
Menurut Syifa, nama “Sukatani” berasal dari imajinasi mereka tentang desa yang makmur dan sejahtera.
“Sukatani itu kayak punya konteks sebuah desa yang makmur, terus sejahtera. Itu ada di imajinasi kami. Akhirnya kami jadikan nama band karena mungkin itu jadi harapan-harapan,” ungkap Syifa dalam wawancara di kanal YouTube RAWCAM pada Jumat (21/2/2025).
Meski berasal dari kota kecil, komunitas musik punk di Purbalingga cukup solid dan rutin mengadakan acara seni.
“Karena kota kecil, jadi paling unik di Purbalingga adalah lingkaran pergaulan kecil dan tidak terlalu banyak tongkrongan. Jadi hampir satu Purbalingga, kita satu tongkrongan,” tambah Syifa.
Syifa membocorkan, inspirasi menciptakan lagu berasal dari pengalaman pribadi.
“Jadi kami lebih respons realitas yang terjadi di sekitar kami,” tegasnya.
Sementara dalam aksi panggung, kedua personil Sukatani tampil unik.
Syifa dan Novi selalu memakai topeng.
Salah satu lagu ciptaan Sukatani berjudul Bayar Bayar Bayar sedang menjadi bahan perbincangan akhir-akhir ini.
Padahal lagu tersebut sudah hampir setahun dirilis.
Lagu tersebut menjadi viral karena berisi sindiran kepada oknum polisi.
Akibatnya, Syifa dan Novi lepas topeng untuk meminta maaf kepada institusi Polri.
“Memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan Institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar yang liriknya ‘Bayar Polisi’ yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,” ucap Syifa, dikutip dari Instagram. (*)