LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Komunikolog Indonesia angkat bicara soal isu liar yang viral tentang bacapres Prabowo Subianto melakukan adegan kekerasan terhadap Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi. Effendi Gazali, peneliti Institut Salemba School menyatakan:
“Kami sudah telpon dan bicara langsung dengan Wakil Menteri Pertanian Bang Harvick. Tidak ada adegan kekerasan apalagi lempar-lemparan segala. Mungkin saja terjadi Pak Prabowo kesal terhadap pihak lain yang dianggap punya andil membuat proyek Food Estate tidak berhasil seperti yang diharapkan. Tapi nanti rencananya Bang Harvick akan bicara sendiri juga,” tutur Effendi.
Suko Widodo, Koordinator Komunikolog Indonesia juga tidak habis pikir. Suko menyatakan:
“Rasanya kok tidak masuk akal ya. Apalagi peristiwanya dikatakan terjadi di istana sekitar sidang kabinet. Kalau salah satu menteri kesal sama menteri atau pejabat lain ya lumrah. Marah itu kan manusiawi. Tapi pasti ada tata krama di antara menteri di sekitar sidang kabinet.” ucap Suko Widodo.
Hasrullah, pakar komunikasi Universitas Hasanuddin heran tapi sekaligus tertarik meneliti fenomena isu liar seperti ini.
“Momentumnya tepat. Lalu yang digarap adalah karakter calon presiden. Kan sebelumnya suka digambarkan ada capres yang mudah emosi. Bahkan sampai melempar asbak,” jelas Hasrullah.
Narasinya dibuat semirip itu, dan sepengetahuan Hasrullah sebagian masyarakat ikut termakan isu tersebut.
Iwel Sastra, dosen pada London School of Public Relations mengantisipasi gaya komunikasi seperti ini akan berlangsung makin panas menjelang Pilpres 14 Februari 2024.
“Bagi kubu Bapak Prabowo justru menjadi suatu hal yang bagus. Mereka bisa terlatih sejak dini terhadap isu-isu liar semacam adegan marah serta pelemparan tersebut. Isu-isu begini akan muncul setiap kali menjelang pilpres,” ujar Iwel.
Pendiri Yayasan KomuniGia Tutur Bagus, Usman Watik menambahkan bahwa soal cara berbicara saat ini menjadi hal yang ikut diperhatikan pemilih. “Ya niat apapun saat ini diharapkan tersampaikan dengan tutur yang baik. Jadi isu lempar-lemparan akan cepat menjadi liar dan viral,” tambah Usman.
Emrus, pakar komunikasi Pelita Harapan mengharapkan ada kejelasan agar isu lempar-lemparan ini segera jernih. Emrus menyatakan: “Presiden kan sudah ikut bicara. Jokowi bilang tidak ada. Kalau Bang Harvick ikut bicara pasti akan lebih baik. Tapi kalau tidak pun, ya sudah. Masih banyak isu lain yang lebih penting. Soal konflik peruntukan lahan di Rempang itu jauh lebih urgen!” (*)