KNPI Kota Makassar Desak Munafri: Hidupkan Kembali Program Lorong ala Danny Pomanto untuk Cegah Bentrokan

0
FOTO: Wali Kota Makassar saat mengunjungi lokasi tawuran antara warga di Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo, Selasa malam (23/9). (Properti via akun Facebook Munafri Arifuddin) 
FOTO: Wali Kota Makassar saat mengunjungi lokasi tawuran antara warga di Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo, Selasa malam (23/9). (Properti via akun Facebook Munafri Arifuddin) 

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Malam mencekam kembali menyelimuti kawasan Tallo. Puluhan pemuda terlibat bentrok antarlorong, rumah-rumah terbakar, dan warga dihantui rasa takut. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memang turun langsung ke lokasi, menyaksikan puing-puing rumah yang hangus dan memimpin mediasi singkat. Namun bagi KNPI Kota Makassar, langkah itu hanya pemadam kebakaran sesaat, tanpa menyentuh akar masalah.

Ketua KNPI Kota Makassar, Syamsul Bahri Majjaga, dengan suara lantang menyampaikan kritik pedas. Ia menilai, apa yang dilakukan Munafri hanya reaksi spontan, bukan strategi jangka panjang untuk membangun ketertiban dan harmoni sosial.

“Kerusuhan di Tallo bukan kejadian pertama, dan sayangnya bisa terulang lagi kalau pemerintah kota hanya sibuk datang setelah bentrokan. Kita butuh pencegahan, bukan sekadar penanganan. Di masa Danny Pomanto, lorong dijadikan ruang sosial warga. Itu harusnya dilanjutkan, bukan ditinggalkan,” ujar Syamsul.

Syamsul menegaskan, inti masalah bentrokan lorong adalah hilangnya ruang sosial yang dulu pernah dikuatkan lewat program Lorong Wisata dan Dewan Lorong. Program itu bukan sekadar penghias kota, tetapi wadah yang mengikat warga dalam kegiatan ekonomi, budaya, dan mediasi konflik.

Kini, lanjut Syamsul, banyak lorong kehilangan ruhnya. Pemuda lebih mudah terseret arus persaingan dan dendam lama, sementara pemerintah kota hanya mengandalkan CCTV dan posko siaga.

“CCTV tidak bisa mencegah kebencian. War Room tidak bisa menutup luka warga yang rumahnya terbakar. Yang bisa mencegah adalah ruang kebersamaan, interaksi, dan keadilan sosial di lorong. Itu yang hilang sekarang,” tegasnya.

KNPI Kota Makassar pun merinci langkah yang mestinya segera ditempuh pemerintah kota:

Menghidupkan kembali program lorong berbasis warga, dengan dukungan anggaran nyata.

Transparansi soal efektivitas CCTV dan War Room, agar publik tahu apakah sistem itu benar-benar bekerja.

Distribusi program ekonomi lorong secara adil, bukan hanya ke lokasi tertentu.

Kegiatan khusus anak muda lorong: olahraga, pelatihan kerja, hingga ruang kreatif untuk mengalihkan energi dari konflik ke produktivitas.

Mekanisme mediasi cepat di tingkat RT/RW, melibatkan tokoh masyarakat dan pemuda.

Menurut Syamsul, bentrokan Tallo harus dijadikan momentum bagi Pemkot Makassar untuk kembali ke jalur yang benar: membangun kota bukan hanya dengan beton dan lampu jalan, tetapi dengan ikatan sosial yang kuat.

“Makassar ini besar karena lorongnya. Kalau lorong dibiarkan menjadi sumber konflik, itu berarti pemerintah gagal menjaga denyut nadi kota. KNPI akan terus bersuara agar program yang dulu terbukti efektif dihidupkan kembali,” pungkas Syamsul Bahri Majjaga.

Dengan nada tajam namun sarat peringatan, Ketua KNPI Kota Makassar menegaskan: kota ini tak akan pernah damai tanpa ruang sosial yang hidup di setiap lorongnya.

Selasa malam (23/9) Wali Kota Makassar mengunjungi lokasi tawarunan antar warga di Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo.

Dilansir dari laman media sosial miliknya kunjungan Wali Kota Makassar untuk menyikapi problem sosial yang terjadi di Kelurahan Bunga Eja Beru itu.

“Saya turun langsung ke lokasi kerusuhan malam ini. Akibatnya, sejumlah warga mengalami luka-luka dan beberapa rumah warga hangus terbakar.” tulis Munafri Arifuddin seperti dilihat Rabu (24/9)

“Saya sangat prihatin melihat kejadian yang mengganggu rasa aman warga. Tidak ada yang lebih penting dari memastikan keamanan masyarakat dan merasa terlindungi di lingkungannya sendiri.”

“Saya akan berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, Satpol PP, dan seluruh elemen terkait untuk memperkuat penjagaan di titik-titik rawan.” tulis Wali Kota Makassar.

“Posko bersama akan kita dirikan agar keamanan dan ketertiban bisa lebih terkendali. Saya menekankan bahwa tindakan tegas harus dilakukan demi menjaga Keamanan dan ketertiban masyarakat di Makassar. Saya berharap semua pihak bisa saling menjaga lingkungan, dan memastikan kota ini tetap aman untuk kita semua.” tulis Munafri dalam unggahannya itu. (LN/*)

Advertisement