Ketua Mahasiswa Seko, IPMS : Masyarakat Lutra Berduka, Indah Suaib Tak Serius Urus Seko

LUWU UTARA – Salah seorang Ibu Hamil di Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Eva (18) meninggal dunia bersama Anak yang sedang dia kandung.

Mirisnya, Eva meninggal dunia setelah ditandu selama kurang lebih 17 jam dari kampung halamannya, Desa Tamakalaeng, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara.

Dari informasi yang dihimpun, karena membutuhkan penanganan medis dengan metode operasi sesar sehingga harus di rujuk di RSUD kabupaten.

Karena terbatasnya fasilitas kesehatan Eva mesti di rujuk ke Rumah sakit, akan tetapi sulitnya akses untuk kendaraan serta ketidak lengkapan nya faskes menjadi faktor keterlambatan penanganan kepada Eva.

Advertisement

Sehingga masyarakat berinisiatif untuk menandu Eva menggunakan bambu dan sarung secara bergantian.

Setibanya di kecamatan Rongkong barulah Eva diantar menggunakan ambulans menuju Rumah sakit, akan tetapi takdir berkata lain Eva dan sang anak tak lagi tertolong. Bayi yang masih dalam kandungan mengalami lebam akibat benturan pada saat perjalanan yang cukup panjang.

Peristiwa memilukan ini mendapat respon dan kecaman dari berbagai pemerhati sosial dan aktivis mahasiswa terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Luwu Utara.

Roni, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Seko (IPMS) angkat bicara, masyarakat Seko Kembali berduka, menurutnya dibawah kepemimpinan Indah Suaib tidak serius mengurus Seko.

“Kejadian ini sudah berulang, Indah dan Suaib memang kurang peduli dan sigap menanggakapi masalah ini di Seko, kurangi mi pencitraan,” kata Roni ke wartawan, Rabu malam (22/03).

Menurutnya, sebagai daerah terisolir dan pedalaman, pemerintah daerah sudah seharusnya memiliki perhatian khusus seperti Infrastruktur jalan, sarana kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.

“Faktanya di Seko, masih ada keluarga kita yang harus berlapang dada, Isak tangis keluarga yang ditinggalkan oleh korban karena sulitnya akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai harus berjam jam di tandu secara tradisional, bagaimana perasaan pimpinan daerah kita menyaksikan kisah pilu seperti yang di alami Eva,” bebernya.

“Bupati Indah sering naik ke Seko tapi hanya jalan-jalan dan buat acara, kalau Indah perhatikan Seko maka kejadian ini seharusnya tidak terjadi,” tandas Roni. (**)

Advertisement