JAKARTA – Menyikapi kondisi sosial dan dinamika kebangsaan yang berkembang akhir-akhir ini, Koalisi Kesejahteraan TNI-POLRI (KITRA) Sulawesi Selatan mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan, kedewasaan sikap, serta semangat persatuan dalam menghadapi situasi penuh tantangan saat ini.
Menurut Koordinator Wilayah KITRA Sulsel, Mapparenta Hasan, masyarakat saat ini tengah bergerak secara masif dan emosional dalam menyalurkan aspirasi melalui aksi-aksi yang digelar di berbagai daerah. Gerakan ini, kata dia, merupakan upaya mulia memperjuangkan perbaikan sistem yang dianggap belum berpihak kepada rakyat kecil.
Namun demikian, Mapparenta mengingatkan bahwa kemarahan yang lahir dari rasa ketidakadilan, gaya hidup elitis pejabat, maupun pernyataan yang melukai hati rakyat, tidak boleh berujung pada tindakan destruktif.
“Dalam situasi seperti ini, bukan saatnya saling menyalahkan antar sesama anak bangsa. Kita harus sadar, kerusakan sistem yang ada adalah akibat dari keberanian kita yang belum cukup kuat dalam memilih dan mengawal hadirnya pemimpin yang benar-benar pantas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (1/9).
Pemilu Jadi Momentum Perubahan
Mapparenta menekankan, Pemilu sebagai momen lima tahunan harus dimanfaatkan rakyat sebagai ruang sah untuk mengevaluasi bahkan menghakimi kepemimpinan yang ada. Ia mengajak masyarakat agar tidak melampiaskan kemarahan secara anarkis, melainkan mengawal perubahan melalui jalur konstitusional.
“Jadikan Pemilu sebagai pemantik kesadaran kolektif bahwa bangsa ini hanya akan besar jika pemimpinnya sadar dan rakyatnya berdaulat,” tegasnya.
Ia juga menyerukan agar konflik yang menelan korban jiwa segera diakhiri. “Saatnya Merah Putih berkibar dengan penuh kehormatan, dengan arah kebijakan yang berpihak kepada rakyat, agar rakyat kembali merasakan kehadiran negara yang memeluk, bukan menjauh apalagi memeras rakyatnya,” sambungnya.
Aksi Damai dan Refleksi
Lebih lanjut, KITRA Sulsel menilai aksi damai hari ini harus dimaknai bukan sekadar turun ke jalan, melainkan momentum refleksi, perjuangan tanpa kekerasan, dan dorongan menuju perubahan sistemik.
Mapparenta menegaskan, seluruh elemen masyarakat hendaknya tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, serta fokus pada cita-cita gerakan yang sejati: memperjuangkan hidup layak di negeri sendiri.
“TNI-POLRI adalah elemen bangsa yang menjalankan tugas mulia. Sudah saatnya Polri benar-benar presisi, persuasif, serta humanis dalam fungsinya, begitu pula TNI. Sementara aktivis dan masyarakat sipil sebagai pemegang kedaulatan mesti diberi ruang dan suaranya didengarkan,” jelasnya.
Ia menutup dengan ajakan: “Mari kita rawat Indonesia yang sama-sama kita cintai ini.”