MAKASSAR, LEGION NEWS.COM – Brigade Muslim Indonesia atau BMI sangat mengapresiasi langkah Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri menaikkan status perkara ujaran kebencian bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dengan terlapor Ferdinan Hutahaean menjadi penyidikan.
“BMI sangat mengapresiasi kinerja aparat yang dalam waktu singkat mampu memeriksa seluruh saksi dan melakukan gelar hingga status ferdinand di naikkan menjadi status penyidikan,” ujar Muhammad Zulkifli saat dihubungi awak media legion-news.com Kamis, (6/1) malam.
“Tentunya, Kami berharap saudara Ferdinand bisa lebih korperatif agar mempermudah kinerja aparat menuntaskan persoalan ini,” tegas Zulkifli
Semoga kasus ini segera di tuntaskan dan BMI berharap tidak ada upaya organisasi lainya yang juga sudah melakukan pelaporan untuk melakukan upaya pencabutan.
“BMI berharap organisasi lainnya untuk mencabut laporannya, tanpa berkoordinasi dengan kami. Mengingat kamilah, yang paling pertama melaporkan Ferdinand di Polda Sulsel,” tegas Ketum BMI. Kamis,
“Setelah menaikkan status ke penyidikan hari ini juga tanggal 6 Januari 2022, siang tadi penyidik telah menerbitkan SPDP dan telah dikirimkan ke Kejaksaan Agung,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Kamis malam (06/01/2022).
Ramadhan menjelaskan, penyidik kembali melakukan pemeriksaan saksi, terdiri atas dua saksi umum dan lima saksi ahli.
Lima saksi ahli yang dimintai keterangan, yakni saksi ahli bahasa, ahli sosiologi, ahli agama, ahli informasi dan transaksi elektronik (ITE), dan ahli pidana.
“Jadi ada tambahan saksi hari ini, lima saksi ahli, dua saksi umum. Total sampai hari ini sudah 10 saksi diperiksa,” kata Ramadhan.
Ramadhan menyebutkan, dasar penyidik menaikkan status perkara dari penyelidikan ke penyidikan setelah dilakukan gelar perkara. “Hasil gelar perkara memutuskan menaikkan status penyelidikan ke penyidikan,” ujar Ramadhan.
Meski telah menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), penyidik belum menetapkan tersangka dalam perkara tersebut.
“Rencana tindak lanjut penyidik akan melayangkan surat panggilan kepada Ferdinan sebagai saksi, mengenai kapan, besok pagi sudah dipastikan,” kata Ramadhan.
Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean menjadi perbincangan usai mengunggah kalimat kontroversi yang diduga sebagai penistaan agama melalui akun Twitternya @FerdinandHaean3 pada 4 Januari 2022.
Usai unggahan itu, tagar #TangkapFerdinand pun trending di media sosial Twitter.
Banyak yang mengecam cuitan Ferdinand Hutahaean atas dugaan penistaan agama.
“Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela,” demikian tulis Ferdinand dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3. (LN)