JAKARTA, Legion-news Masih disuasana pandemi COVID-19 di Indonesia. Ibukota negara Jakarta terus mengalami penurunan kasus COVID-19 yang signifikan. Hal ini tentunya membuat ibu kota keluar dari masa-masa genting.
Diketahui, DKI mencatatkan penurunan kasus aktif selama 13 hari berturut-turut.
Dari puncak kasus aktif yang hampir menembus 113 ribu kasus, hingga kemarin hanya ada tercatat 35.084 orang.
Dalam waktu kurang dari sepekan, infeksi Covid-19 di Jakarta relatif terkendali. Bila dicermati, ada 2 hal yang menyebabkan kasus aktif bisa turun secara agresif.
Pertama, intervensi pada hulu dengan melakukan testing dan tracing guna mencegah penularan.
Jakarta masih terus melakukan testing terbanyak di Indonesia bahkan porsinya mencapai lebih dari 25% dari seluruh provinsi.
Contohnya, dalam sepekan terakhir ada 201.294 orang yang melakukan tes PCR di Jakarta.
Jumlah ini hampir 20 kali lipat dari standar WHO untuk Jakarta yakni 10.645 orang. Dengan testing ini maka proses karantina dan isolasi pasien Covid-19 bisa dilakukan lebih dini dan tidak menularkan lebih lanjut.
Alhasil, jumlah kasus baru di Jakarta turun dalam 3 hari terakhir dan merupakan yang terendah dibandingkan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Meski demikian, perlu diwaspadai karena kasus harian mulai meningkat kembali. Kemarin ada 5.525 kasus baru Covid-19 di Jakarta, sementara 2 hari sebelumnya 3.527 kasus dan 3 hari lalu 2.662 kasus.
Adapun total konfirmasi positif sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai 804.027 orang.
Kedua, adalah intervensi pada sisi pengobatan atau treatment. Jakarta menambah banyak kapasitas rumah sakit serta fasilitas isolasi terpusat. Jumlah RS yang menjadi rujukan Covid-19 mencapai 140 unit. Sementara fasilitas isolasi terus bertambah seperti Rusun Pasar Rumput dan Nagrak.
Intervensi ini memperlihatkan kasus kesembuhan yang sangat tinggi di Jakarta dan melampaui kasus baru secara harian.
Kemarin jumlah kasus kesembuhan di Jakarta kembali melesat dengan bertambah 11.040 orang. Totalnya ada 757.091 orang yang dinyatakan negatif Covid-19 di Ibu Kota.
Intervensi pada pengobatan juga serta merta mengurangi kasus kematian Jakarta yang lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kemarin, ada 69 pasien meninggal sehingga totalnya menjadi 11.852 orang.
Sementara itu, tetangga DKI, yakni Jawa Barat masih mencatatkan kasus aktif yang tinggi. Tercatat ada 127.881 kasus aktif per kemarin. Dengan kondisi ini tentu, Jakarta tidak sepenuhnya aman karena sebagian wilayah Jabar sangat berdekatan dengan DKI.
“Alhamdulillah, situasi pandemi di Jakarta terus mengalami penurunan dan keluar dari masa genting,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Instagramnya @aniesbaswedan, Selasa (27/7/2021).
“Saya mendatangi RS dan puskesmas dan memantau lewat CCTV, saya juga mendatangi RSUD Budhi Asih, RSUD Duren Sawit, situasinya jauh berbeda dibandingkan waktu sebelumnya. Saat itu rumah sakit sangat penuh bahkan selasar depan IGD dipenuhi antrean pasien yang akan masuk IGD. IGD, kamar rawat inap dan ICU,” kata dia.
Saat ini selasar IGD itu sudah kosong, pasien pun sudah dapat langsung masuk ke IGD yang di dalamnya kini hanya ada beberapa orang. Anies menegaskan situasi ini juga terjadi di banyak rumah sakit lain di Jakarta.
Dia mengatakan jika aliran pasien baru yang datang ke fasilitas kesehatan semakin berkurang, tidak sebanyak pekan lalu, maka pasien yang sembuh pun semakin banyak. Dengan semakin sedikit yang masuk maka beban di fasilitas kesehatan terus berkurang.
“Lalu, apakah artinya situasi pandemi di Jakarta sudah benar-benar aman? Belum. Tren penurunan ini nyata terlihat, tapi situasi kita masih jauh dari ideal, maka penting sekali kita melanjutkan dan terus mendorong momentum perbaikan situasi ini,” ujar Anies. (Lnj)