LEGION-NEWS, MAKASSAR- Muktamar NU ke 34 di Lampung yang rencananya dua hari kedepan akan di buka langsung oleh Presiden Jokowi. Perhelatan 5 tahunan organisasi terbesar di Indonesia pada tanggal 22-23 Desember 2021.
Hal yang hakiki, menurut Kader NU Sulsel yang mempersoalkan perihal pengusulan anggota Ahwa dari Sulawesi Selatan yang tidak mencantumkan nama Prof. Dr. KH. Najamudin sebagai Rois Syuriah PWNU Sulsel, padahal Rois Syuriah adalah penentu kebijakan tertinggi dan mempunyai otoritas .
“Apakah pengambilan keputusan itu telah disepakati oleh Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziah dalam sebuah rapat ? Atau jangan-jangan kita hanya tunduk atas permintaan salah kandidat calon Ketum PBNU ? ” ungkap H. Makmur yang juga mantan Sekretaris PW GP. Ansor Sulawesi Selatan, Senin (20/11).
Ia menjelaskan, Prof Dr KH. Najamuddin selaku Rois Syuriah PWNU Sulsel, seharusnya dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan
karena kedudukan sebagai Rois Syuriah di PWNU Sulsel.
Ahwa yang ia pahami adalah Ahwa merupakan lembaga syuriyah yang diberi kewenangan tambahan sebagai mahkamah organisasi. Juga memiliki hak veto untuk membatalkan struktur pengurus NU maupun badan otonom NU yang tidak sesuai dengan khittah NU.
“Hak veto yang dimaksud meliputi hak membatalkan program kerja lembaga, Lajnah maupun Banom yang tidak sejalan dengan Khittah NU,” tambahnya.
Lebih lanjut, terkait kepemimpinan PBNU kedepan, Ia mengungkapkan bahwa Prof. Dr KH. Said Aqil Siradj tidak diragukan lagi untuk melanjutkan kepemimpinan periode berikutnya.
“Prof. Dr. KH Said Aqil sudah terbukti hasil kerjanya, dan mereka adalah alumni PMII yang berproses dari bawa, bukan tiba tiba muncul, sangat disesalkan jika ada pihak mengaku kader Banom NU, tapi tidak memihak kebeliau,” ujarnya.