Jubir TPNPB-OPM Umumkan Proposal Pembebasan Pilot Susi Air

Foto: Kondisi pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Merthens saat menjadi korban sandera TPNPB-OPM. (Sebby Sambom)
Foto: Kondisi pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Merthens saat menjadi korban sandera TPNPB-OPM. (Sebby Sambom)

LEGIONNEWS.COM – JAKARTA, Rencana kelompok separatis Papua Merdeka membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Pilot asal Selandia Baru itu mendapat respon dari pihak TNI.

Kepada media, Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayor Jenderal Hariyanto menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik rencana tersebut.

Philip Mark Mehrtens disandera sejak 7 Februari 2023 silam. Pilot asal Selandia Baru itu disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga, Papua.

“Pemerintah Republik Indonesia melalui TNI siap untuk menerima pilot Philip Mark dari OPM,” ujar Kapuspen TNI.

Advertisement

Adapun Juru Bicara (Jubir) TPNPB-OPM, Sebby Sambom telah mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air tersebut.

Proposal pembebasan Philip Mark Mehrtens diumumkan pada Selasa, 17 September 2024.

Namun, dalam proposal itu belum ada kepastian waktu dan lokasi untuk membebaskan pilot Susi Air.

Dia mengklaim, bahwa proposal itu sudah dikirimkan ke pemerintah Indonesia dan Selandia Baru melalui tim fasilitator.

Sebby mengatakan, pemerintah Selandia Baru sudah menerima dan menyetujui proposal pembebasan warga negaranya yang disandera tersebut.

Sementara, katanya, belum ada jawaban dari pemerintah Indonesia perihal proposal pembebasan itu.

Sebby mengatakan bahwa kelompoknya mensyaratkan sejumlah permintaan kepada pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru.

Dia mengatakan, bahwa pemerintah Indonesia tidak melakukan operasi militer selama proses pembebasan pilot Susi Air tersebut. Sebby juga meminta agar pemerintah Indonesia menarik militer non-organik yang ada di wilayah Nduga, Papua.

“Apabila pemerintah Indonesia tidak patuhi, maka kami akan membatalkan proses pembebasan hingga ada niat baik oleh kedua negara,” katanya saat dihubungi Tempo Selasa, 17 September 2024.

Sebby menyebut, proposal pembebasan ini didasarkan atas aksi kemanusiaan kelompoknya tanpa ada permintaan dari pemerintah Indonesia.

Karena itu, ujarnya, kelompoknya juga meminta kepada aparat keamanan Indonesia untuk ikut menjaga keamanan dalam proses pembebasan pilot Susi Air ini.

Untuk membebaskan Philip, katanya, pihaknya telah meminta kepada pemerintah Indonesia dan Papua Nugini agar membantu perizinan pesawat yang akan membawa sandera tersebut.

“Karena ini adalah sepenuhnya misi kemanusiaan yang harus didukung oleh semua pihak. Kami berjiwa besar dan bersedia bebaskan pilot demi kemanusiaan,” ucapnya. (Sumber: Tempo)

Advertisement