
LEGIONNEWS.COM – Logo Skadron Udara 12 “Black Panthers” terlihat jelas di bawah kanopi pesawat. Foto-foto yang beredar memperlihatkan dua kursi kokpit terisi, meski belum dipastikan apakah keduanya ditempati pilot Dassault Aviation atau penerbang TNI AU.
Pesawat tempur Rafale pertama milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) resmi menjalani penerbangan uji perdana pada 19 September 2025.
Dilansir theaviationist.com, jet tempur varian F4 dengan nomor ekor T-0301 itu tampil dengan corak kamuflase abu-abu dua nada khas TNI AU.
Indonesia memesan total 42 unit Rafale dalam kesepakatan senilai US$8,1 miliar pada 10 Februari 2022.
Dari jumlah itu, 16 unit merupakan varian dua kursi dan 26 unit satu kursi, yang akan ditempatkan di Wing Udara 6 TNI AU.
Skadron Udara 12 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, akan menjadi unit pertama pengoperasi Rafale.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Tonny Harjono menyampaikan, batch pertama berisi tiga pesawat dijadwalkan tiba pada Februari–Maret 2026, disusul batch kedua pada April 2026 hingga seluruh 42 unit terkirim.
“Fasilitas pemeliharaan telah disiapkan dan teknisi sudah ditugaskan. Kami berharap pengiriman berlangsung sesuai jadwal agar Rafale segera memperkuat pertahanan udara nasional,” ujarnya.
Kehadiran Rafale akan menggantikan sejumlah armada lama, termasuk sekitar 30 unit F-16 Fighting Falcon, lima unit Sukhoi Su-27SKM, dan 11 unit Su-30MK2 Flanker.
Saat ini TNI AU juga mengoperasikan 21 unit BAE Hawk 200 serta enam unit KAI T-50i Golden Eagle, dengan tambahan enam unit Golden Eagle dalam kontrak senilai US$240 juta yang diteken Juli 2021.
Selain Rafale, Indonesia juga menandatangani rencana pengadaan jet tempur generasi baru KAI KF-21 Boramae (Korea Selatan) dan TAI Kaan (Turki).
Pesanan 42 unit Rafale dilakukan bertahap: enam unit pertama melalui kontrak September 2022, disusul 18 unit pada Agustus 2023, dan 18 unit terakhir pada 2024.
Untuk mendukung kesiapan operasional, TNI AU mengirim empat pilot Batch 1 dan 12 teknisi ke Prancis sejak Agustus 2025 guna mengikuti pelatihan Organizational Level of Maintenance (OLM) hingga Desember 2025.
Dipimpin Letkol Pnb Binggi Nobel, para teknisi mempelajari sistem avionik, vektor, dan persenjataan, sementara para pilot mendalami prosedur operasi sebelum masuk tahap simulator dan latihan terbang. (*)