
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Jenazah drg. Ismawan Hajwan telah dilakukan visum (Otopsi) oleh pihak rumah sakit (RS) Bhayangkara.
Selanjutnya jenazah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di bawa ke kampung halamannya di Bonelemo, Kecamatan Bajo Bara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Hal itu disampaikan oleh Asri Tadda, Sekretaris Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Jenazah baru saja dibawa ke kampung Bonelemo Kecamatan Bajo Barat,” ujar Asri Tadda dalam keterangannya kepada media Jumat dini hari (9/5).
“Sudah di visum (Otopsi) dan hasil CT scan (sinar X) oleh pihak RS Bayangkara, Hasilnya ada sama dokter,” imbuh Sekertaris BPW KKLR Sulsel itu.
Ismawan Hajwan adalah mahasiswa semester tiga, dan mengambil Spesialis Konservasi Gigi.
Ismawan kabarnya tinggal di rumah kontrakan yang terletak di Kompleks Nusa Harapan Permai, Kecamatan Tamalanrea, Makassar.
Informasi yang berhasil dihimpun awak media dari Humas Universitas Hasanuddin bahwa pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WITA, teman seangkatan almarhum merasa heran, karena almarhum yang sedang menjadi dokter residen di RSGM Kandea belum hadir.
Dalam keterangannya itu disampaikan Ismawan, Tidak pernah terlambat. Karena pasien-pasiennya sudah menunggu, maka beberapa temannya berinisiatif menghubungi melalui telepon. Namun tidak ada respon.
Pada pukul 10.00 WITA, dua rekan almarhum berinisiatif datang ke tempat tinggal almarhum di Kompleks Nusa Harapan Permai.
Setelah kedua rekannya itu mengetuk pintu rumah kontrakan Ismawan tidak ada respon, rekan almarhum kemudian menghubungi telepon selularnya kembali.
Masih dalam keterangan pihak Unhas bahwa, Terdengar suara dering telepon dari dalam rumah.
Akhirnya, Kedua rekan ini mengintip ke dalam, dan melihat lampu serta kipas angin menyala. Mereka khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan almarhum.
.
Maka, kedua rekan ini mendobrak pintu rumah almarhum. Mereka menemukan almarhum dalam keadaan terlentang di kursi, dengan badan yang membiru dan kaku. Saat diperiksa tanda-tanda vital, dipastikan almarhum telah meninggal dunia. Di atas meja samping almarhum ditemukan terdapat beberapa obat yang biasa dikonsumsi oleh penderita jantung, hipertensi, dan kolesterol. Saat diperiksa, obat jantung tersebut telah dikonsumsi sebanyak dua butir.
Peristiwa ini sangat mengejutkan bagi rekan-rekan almarhum, dosen-dosen, dan jajaran pimpinan FKG Unhas. Dekan FKG Unhas segera bergerak menuju lokasi kediaman almarhum. Rekan-rekan almarhum bercerita bahwa sehari sebelumnya (Rabu, 7 Mei 2025) almarhum tetap melakukan aktivitas pelayanan sebagai mahasiswa PPDGS/dokter residen di RSGMP Unhas tanpa ada keluhan sakit. Sekitar pukul 19.15 WITA almarhum bahkan masih menelepon dan berdiskusi dengan seorang rekannya.
Almarhum saat ini belum beristri. Pihak keluarga terdekat di Makassar kemudian dihubungi dan segera berkomunikasi dengan keluarga di Belopa. Akhirnya pihak keluarga memutuskan agar jenazah almarhum diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kematian. Saat ini jenazah almarhum drg. Ismawan Hajwan sedang dalam proses untuk diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Dekan FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto, M.Med.Ed., Ph.D, menegaskan akan memberi dukungan sepenuhnya kepada keluarga korban dalam proses pemeriksaan tersebut. Dirinya berharap, tidak ada spekulasi atau dugaan-dugaan terkait penyebab kematian almarhum. (LN)
























