Jelang Pileg, Masyarakat Ibaratkan Camat Kindang Tokoh ‘Sengkuni’

0
Ilustrasi Tokoh Sangkuni. Tokoh dalam pewayangan ini dikenal sangat antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Sangkuni juga dikenal pembuat keonaran dan kekacauan di muka Bumi.
Ilustrasi Tokoh Sangkuni. Tokoh dalam pewayangan ini dikenal sangat antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Sangkuni juga dikenal pembuat keonaran dan kekacauan di muka Bumi.

LEGIONNEWS.COM – BULUKUMBA, Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menilai Andi Muh Arfah AP ibarat tokoh pewayangan Jawa yaitu Sangkuni.

Dikutip dari Wikipedia berbahasa Indonesia, Sangkuni mengacu kepada seorang tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Sangkuni juga dikenal pembuat keonaran dan kekacauan di muka Bumi.

Sematan “Sangkuni” itu kini oleh masyarakat di alamatkan kepada Camat Kindang yang dianggap berpolitik praktis dengan mendukung salah satu calon anggota legeslatif (Caleg).

Salah satu tokoh masyarakat kindang Andi Amiruddin. Dia menyoroti keterlibatan aparat pemerintah seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepolisian yang diduga ikut dalam mengkampanyekan salah satu Caleg di Kecamatan Kindang.

Menurutnya seperti dikutip dari rilis yang diterima awak media Selasa 5 Desember 2023. adanya berita yang sering menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat terkait keterlibatan camat kindang dalam mengarahkan dan mendukung salah satu calon legislatif tidak boleh dibiarkan.

“Kalau saya mendengar pembicaraan di masyarakat ini benar. Maka, Pengawas pemilihan di kecamatan Kindang tidak boleh tutup mata, sekalipun dia pejabat harus berani menindak,” ucap Andi Amir sapaan lain tokoh masyarakat Kindang ini. Selasa (5/12/2023)

Dia pun berharap bahwa menjadi seorang camat seharusnya netral dalam pelaksanaan pemilu seperti yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan untuk tidak mendukung dan mengarahkan masyarakat ke salah satu paslon.

“Ini tentunya dapat memicu konflik atau permusuhan dan terganggunya instabilitas dalam masyarakat. Camat tidak boleh jadi ‘Sangkuni’ dalam pileg,” ujar Andi Amir

Dikatakannya Camat merupakan pembina politik, dalam menyikapi proses politik, biarlah masyarakat menilai sendiri siapa calon yang bisa mereka percayakan di DPRD Bulukumba nantinya.

“Pejabat sekelas camat harus menjadi panutan dan penegak aturan, bukan menjadi pelanggar aturan. Kalau mau ikut kampanye dan berpolitik praktis maka mundur sebagai ASN dan masuk menjadi caleg, Itu lebih baik lebih gentle dari pada menyalahgunakan jabatan kekuasaan camat kedalam politik praktis,” tegas tokoh masyarakat Kindang ini.

“Saya cuma mengingatkan siapa pun aparat ASN, tentara dan polisi, termasuk polisi kehutanan sekalipun untuk tidak terlibat dalam politik praktis,” tegas Amir.

Dirinya pun berharap agar ASN, TNI-POLRI dan Kepala Desa untuk menjaga stabilitas dengan penuh kesejukan, penuh semangat tanpa melanggar aturan-aturan yang ada.

“Sekali lagi saya berharap kepada pengawas pemilu baik kabupaten maupun kecamatan untuk tidak menutup mata dalam melihat pelanggaran aturan, sekalipun seorang camat atau pejabat ASN lainnya,” katanya.

Terpisah, salah seorang tokoh pemuda yang juga koordinator komunitas pemuda dan mahasiswa penyelamat demokrasi kabupaten bulukumba Fatul Ramadhansya ikut menyoroti adanya kabar bahwa camat kindang terlibat politik praktis.

Menurutnya camat harus menjadi wasit dalam kontestasi politik praktis ini bukan menjadi pemain. Dari informasi yang beredar luas di masyarakat pak camat ini kesannya sangat “rantasa” dalam mengarahkan dukungan.

Dikatakannya Camat, Polisi dan aparat TNI harus fokus pada suksesnya pelaksanaan pemilu ini bukan dalang tokoh masyarakat: camat kindang jangan jadi sangkuni dalam pileg.

“Camat, Kepolisian, TNI dan aparat lainnya harus fokus pada suksesnya pelaksanaan pemilu ini bukan dalang dalam memperkeruh stabilitas di kecamatan kindang,” kunci Fatul. (*)

Advertisement