Jelang Muswil Muhammadiyah Sulsel, Dua Mantan Rektor Diusulkan Masuk Formatur 13

Player Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ke 40 di Enrekang.
Player Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ke 40 di Enrekang.

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah Sulawesi Selatan ke 40 di Enrekang sisa menghitung hari. Sesuai jadwal panitia, Musywil Muhammadiyah yang akan dibuka resmi Gubernur Sulsel Ir. Andi Sudirman Sulaiman berlangsung dari tgl 3 – 5 Maret 2023.

Menjelang perhelatan akbar tersebut, sejumlah nama mulai disebut masuk dalam Formatur 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Periode 2023 – 2028.

Menurut sumber terpercaya di internal Muhammadiyah Sulsel Formatur 13 ini adalah jumlah pimpinan yang dipilih oleh suara terbanyak melalui pemungutan suara oleh peserta yang memiliki hak suara sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah.

“Menariknya dari sederet nama yang ramai diperbincangkan dikalangan pimpinan daerah dan pimpinan cabang Muhammadiyah se Sulsel, terdapat nama-nama beken dan sudah tidak asing lagi dikalangan warga Muhammadiyah Sulsel,” ungkap sumber terpercaya itu. Kamis (16/2)

Advertisement

“Mereka diharapkan masuk ke dalam Formatur 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Periode 2023 – 2028,” katanya kepada awak media.

Dari sejumlah nama yang disebut, ada 2 mantan Rektor UIN Alauddin Makassar dan mantan Rektor Unismuh Makassar. Mereka Prof. Dr. H. Musyafir Pababbari dan Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing mantan

Kabar didapat Rektor UIN Alauddin Makassar disebut punya peluang besar terpilih masuk Formatur 13.

Selain kedua nama di atas, juga mantan Rektor Unismuh Makassar Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim mempunyai peluang sama lolos menjadi Formatur 13.

Dikalangan warga Muhammadiyah memunculkan beberapa nama yang juga diharapkan masuk dalam kepengurusan PWM Sulsel periode mendatang.

Diantara nama yang santer disebut adalah guru besar UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, tokoh ulama kharismatik Muhammadiyah Buya K. H. Ahmad Tawalla, mantan anggota DPRD Sulsel dan Sekretaris Umum Korwil IKA Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel Dr. H. Muh. Ramli Haba, SH, MH, Ketua Peradi Makassar Dr. M. Jamil Misbah, SH, MH.

Ada juga nama seperti Dr. Pantja Nur Wahidin birokrat yang berkarier di Pemkot Makassar, Ketua Umum IKA Alumni Unismuh Makassar Drs. Kamaruddin Moha, M. Pd, tokoh pendidikan dan budayawan Drs. Chaeruddin Hakim, M. Pd, dan mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel 2006 – 2010 dan Ketua Korwil Forum Keluarga Alumni IMM (FOKAL IMM) Sulsel H. Abdul Rachmat Noer, SE, MM.

Nama mantan Ketua BPH Unismuh Makassar Dr. Ir. Syaeful Saleh, M. Si juga ramai diperbincangkan.

Tampilnya nama-nama yang sebagian besar tidak menduduki posisi di kepengurusan saat ini menunjukkan adanya arus gelombang perubahan komposisi kepemimpinan di tubuh Muhammadiyah Sulsel.

Saat ini sedang terjadi desakan lahirnya wajah baru sebagai darah segar kepemimpinan Muhammadiyah Sulsel.

Sumber Herald menyebutkan, sebagian besar warga Muhammadiyah di Sulsel menginginkan penyegaran personil pimpinan, pembatasan periodesasi kepengurusan dan tidak adanya rangkap jabatan pimpinan persyerikatan dengan amal usaha.

Kata sumber Herald tersebut, saat ini ada pengurus yang sudah menjabat sampai 5 periode. Ada juga pimpinan yang rangkap jabatan dengan amal usaha yang mana dilarang secara tegas dalam AD Muhammadiyah.

Karena itu, warga Muhammadiyah Sulsel mengharapkan agar Musywil Muhammadiyah ke 40 di Enrekang menghasilkan penyegaran kepemimpinan. Apalagi Muhammadiyah adalah organisasi kader, memiliki segudang kader dengan kompetensi, pengalaman dan integritas sebagai syarat menjadi pimpinan.

Nama-nama yang disebut diharapkan mampu membawa perubahan di tubuh kepemimpinan Muhammadiyah Sulsel periode 2023 – 2028. (**)

Advertisement