JAKARTA||Legion-news.com Dewan Pengurus Pusat, Partai Amanat Nasional (DPP PAN) melalui Ketua umum Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. menyampaikan pidato politik mengenai demokrasi transaksional dan ketergentungan pada impor pangan.
“23 tahun reformasi sudah kita lalui, seharusnya reformasi memberi masyarakat kedaulatan, keadilan, kesejahteraan dan kesetaraan. Namun, rasanya cita-cita itu masih jauh.”
Dalam 23 tahun kita justru masih dihimpit banyak persoalan, mulai dari kecanduan impor pangan yang menunjukkan tiadanya kedaulatan kita dlm bidang pangan, hingga belitan utang luar negeri yang nilainya terus meningkat tajam. Akibatnya, kesejahteraan rakyat jd PR lama yang tak kunjung usai. Rabu (14/4)
Zulkifli, Kebijakan impor saya kira muncul dari perilaku para pemburu rente yg memaksakan agar kebijakan impor ini terus langgeng di republik yang kaya ini. Para pemburu rente ini mencari keuntungan sesaat dan rela mengorbankan nasib rakyat kecil, nasib petani, nasib anak-cucu kita di kemudian hari.
Apakah ini buah dari sistem demokrasi kita yang high cost, sebagaimana pernah saya singgung dalam pidato sebelumnya? “Saya kira ada hubungannya. Ada yang perlu kita evaluasi dari demokrasi dan cara kita menjalankannya pasca-reformasi.”
“Tentu saja saya membuka wacana ini untuk kita diskusikan bersama, untuk kita kaji bersama, untuk kita temukan solusinya bersama-sama.”
Akhirnya, kita sama-sama berdoa agar Republik ini semakin baik di kemudian hari. Kita berdoa agar pemerintah semakin peduli dan membela kepentingan rakyat. Jangan lagi ada kebijakan-kebijakan yang merugikan dan mendatangkan penderitaan bagi sebagian rakyat.
Akhirnya, kita sama-sama berdoa agar Republik ini semakin baik di kemudian hari. Kita berdoa agar pemerintah semakin peduli dan membela kepentingan rakyat. Jangan lagi ada kebijakan-kebijakan yang merugikan dan mendatangkan penderitaan bagi sebagian rakyat.
Semoga kita menjalani ibadah di bulan Ramadhan ini dengan kondisi yang lebih baik. Dengan persiapan yang lebih baik. Dengan situasi yang lebih menenangkan kita untuk bisa beribadah secara khusuk.
Mudah-mudahan hari raya lebaran tahun ini bisa kita rayakan tanpa beras impor, tanpa garam impor, tanpa daging impor, tanpa bawang dan gula impor, tutup Zulkifli Hasan. (**)