Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun Kepergain, dr. H. Muhammad Rum Limpo, Sp.B Menyisakan Duka dan Lara Bagi Warga Selayar

SELAYAR||Legion News – Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, kabar duka, datang dari Rumah Sakit Daerah (RSUD) KH. Haiyung, Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan. Bagai petir menyambar, berita wafatnya, dr. H. Muhammad Rum Limpo, Sp.B yang diterima, awak media hari, Rabu, (26/08) tengah malam, membuat langit kota Tanadoang, berkabung, dalam seketika.

Seolah tak percaya, jika sosok dr, kelahiran, Takalar, tahun 1965 silam tersebut, akan dipanggil berpulang ke rahmatullah, secara tiba-tiba dalam usia 56 tahun. Selama hidup dan pengabdiannya, mendiang, tercatat merupakan salah seorang dr specialis bedah kebanggaan masyarakat Kabupaten Selayar.

Ia mengawali dedikasi dan pengabdiannya sebagai seorang dr specialis, di RSUD KH. Benteng, pada kisaran tahun 2005 silam, usai menyelesaikan pendidikannya sebagai dr specialis bedah yang dikenal supel dan sangat perhatian terhadap pasien.

Selain itu, almarhum juga dikenal, sebagai sosok dr yang sangat telaten dalam melakukan penindakan dan penanganan pasien. Kejelian serta ketelitian tak pernah lepas menyertai setiap bentuk penanganan dan pola penindakan pasien yang dilakukan oleh sosok ayah, dari tiga orang anak tersebut.

Advertisement

Karena ketelitian dan kejelian tersebut, diagnosa yang dihasilkannyapun nyaris tak pernah meleset. Menyadari hal tersebut, tak sedikit warga masyarakat yang akhirnya memutuskan untuk menjadikan dr Rum, sebagai dr keluarga pilihan.

Kecintaan terhadap proffesi dr, ditunjukkan, mendiang, lewat dedikasi dan pengabdiannya yang di luar jam dinas, masih tetap meluangkan waktu dan kesempatan untuk melayani pasien dari berbagai elemen masyarakat dan kelompok usia, tanpa pembatasan waktu.

Penanganan pasien, di luar jam dinas rumah sakit, dilakukan almarhum di tempat praktek pribadinya, hingga larut malam dengan tarif yang relatif terjangkau dan sangat murah. Tak heran, bila ruang praktek almarhum, tak pernah sepi dari kunjungan pasien yang datang dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat.

Tanpa mereduksi dedikasi dokter-dokter hebat lain, di luaran sana. Mungkin saat ini, akan sangat susah untuk mencari dokter berdedikasi tinggi, dan berkualitas, sekaliber, mendiang, dr. Rum. Apatah lagi, sosok seorang dr specialis bedah yang dikenal sabar dan tak pernah mengeluh selama kurang lebih lima belas tahun bertugas dan mendedikasikan pengabdian di RSUD KH. Haiyung, Benteng, terhitung sejak dari tahun 2005, sampai akhirnya, almarhum menutup usia.

Padahal seandainya mungkin, almarhum bertugas, di kota besar dengan jumlah sebaran rumah sakit yang bejibun, penghasilannya sudah pasti akan jauh lebih tinggi dan memadai. Akan tetapi, kepekaan dan jiwa sosialnya, tetap membuat almarhum menjadi pribadi yang pandai bersyukur dan tidak dibutakan oleh materi.

Terlepas dari kesemuanya, mendiang dr Rum, dikenal merupakan seorang, sosok dr specialis yang senantiasa mengedepankan precision medicine dalam setiap diagnosa.

Itulah yang kemudian melatar belakangi penyematan predikat dr favorit yang disematkan masyarakat Selayar, pada diri, dr pindahan, dari kota Kolaka Utara itu.

Salah seorang mantan pasien almarhum yang beberapa waktu lalu sempat divonis mengidap penyakit lever, dan nyaris putus asa, karena berpikiran waktu kematiannya sudah dekat, lalu dinyatakan sembuh oleh tim medis rumah sakit.

Mantan pasien yang sebelumnya, ke mana-masa sudah menenteng botol air minum itu dinyatakan sembuh, usai menjalani proses usg, dan operasi dengan mendasari arahan dan petunjuk almarhum, dr Rum.

Padahal jauh sebelumnya, ia sempat divonis, mengidap penyakit usus buntu. Tapi berbekal rekomendasi tetangganya yang menyarankan agar ia second opinion dengan memeriksakan diri ke tempat praktek, dr Rum. Alhasil, sampai detik ini, ia betul-betul sembuh, dan sehat walafiat, seperti sediakala.

Kini, sosok dr favorit itu, telah tiada, dan pergi untuk selama-lamanya, menghadap ke pangkuan Sang Maha Pencipta. Sebelumnya, almarhum sempat dilarikan, ke RSUD KH. Haiyung, Benteng, usai didapati oleh tetangganya dalam kondisi tak sadarkan diri di tempat prakteknya.

Merasa aneh dan curiga melihat tempat praktek dr rum yang hingga pukul 10.00, hari, Selasa, (11/08) pagi, tak kunjung buka, salah seorang tetangganya pun, nekad mendobrak pintu ruang praktek almarhum, dan mendapatinya dalam keadaan koma serta tidak sadarkan diri. Setelah sempat dilarikan ke RSUD KH. Haiyung, di hari yang sama, almarhum, langsung dirujuk ke RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Makassar untuk mendapatkan proses penanganan dan perawatan yang lebih intensif.

Namun Allah berkehendak lain, di tengah doa-doa masyarakat Selayar yang berharap agar almarhum bisa sehat dan bisa kembali bertugas seperti biasanya, almarhum, menghembuskan nafas terakhir, pada sekira pukul 23.53 Wita, hari, Rabu, (26/08).

Pasca beredarnya informasi kepergian almarhum, beranda akun jejaring media sosial facebook dipenuhi ucapan duka cita sebagai sebuah pertanda, betapa masyarakat Selayar merasa kehilangan dengan kepergian almarhum. (Andi Fadly Dg. Biritta)

Advertisement