LEGION lNEWS.COM – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkapkan Indonesia bakal mengekspor telur ke Paman Sam sebutan lain Amerika Serikat.
Mentan Indonesia saat ini mengalami surplus produksi pangan, termasuk ayam dan telur, sehingga kata Amran, kemungkinan ekspor dapat dilakukan.
Pemerintah membuka peluang ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) seiring dengan permintaan dari negara tersebut akibat keterbatasan pasokan domestik.
“Iya, mudah-mudahan bisa ekspor, Kita memang sekarang pangan kita umumnya surplus ekspor,” ujar Mentan di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (6/3) kemarin.
“Ayam kita surplus, telur juga surplus. Mudah-mudahan,” ujarnya.
Kendati demikian, Amran menegaskan pemerintah akan tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama dalam mendukung program makan bergizi gratis (MBG) yang sedang digalakkan.
Kendati demikian, Amran menegaskan pemerintah akan tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama dalam mendukung program makan bergizi gratis (MBG) yang sedang digalakkan.
“Kita tertarik, tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi kita (MBG). Kita penuhi pangan bergizi dulu, fokus. Tetapi kalau berlebih, kita akan ekspor,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan Indonesia memiliki stok telur yang cukup untuk memenuhi permintaan ekspor ke AS.
Berdasarkan neraca komoditas, menurutnya, pemerintah siap mengirimkan 1,6 juta butir telur setiap bulan.
“Kita lihat neraca dari komoditi telur kita. Kita siap 1,6 juta butir, (untuk) berapa kontainer, nanti bisa dicek ke lah. Ke Amerika setiap bulan. Jadi kita bisa, kita ikut,” ujarnya.
Ia juga menambahkan telur yang diekspor merupakan telur premium dengan kualitas tinggi dan harga lebih mahal, sehingga tidak akan memengaruhi pasokan telur kelas menengah yang lebih banyak dikonsumsi masyarakat.
“Yang jelas kita sudah hitung bahwa ada space itu dan siap untuk kita ekspor. Dan itu telurnya telur premium. Maksudnya gini, telur premium itu, ya telur dengan kualitas yang tinggi ya, tentu saja yang harganya lebih mahal, jadi tidak mempengaruhi telur medium yang memang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat kita,” jelasnya.
Permintaan ekspor dari AS muncul akibat krisis telur yang sedang melanda Negeri Paman Sam tersebut.
Wabah flu burung yang sangat menular telah menghancurkan pasokan telur di AS. Dalam dua bulan terakhir 2024 saja, sebanyak 17,2 juta ayam petelur mati akibat virus ini, hampir setengah dari total burung yang dimusnahkan sepanjang tahun, menurut data Departemen Pertanian AS (USDA). (*)