LEGIONNEWS.COM – LUWU UTARA, Ibu hamil bernama Eva (18) di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal usai ditandu menggunakan sarung selama 17 jam perjalanan ke rumah sakit (RS). Bayi yang dikandung oleh Eva juga wafat kena benturan saat ditandu selama perjalanan jauh.
Dikutip dari media nasional detik.com, Eva mulai ditandu dari Desa Tamakalaeng, Kecamatan Seko pada pukul 07.00 Wita pada Sabtu (18/3). Eva harus dirujuk ke RS Andi Djemma lantaran terbatasnya fasilitas kesehatan (faskes) di wilayah tersebut.
Karena terbatasnya fasilitas kesehatan Eva mesti di rujuk ke Rumah sakit, akan tetapi sulitnya akses untuk kendaraan serta ketidak lengkapan nya faskes menjadi faktor keterlambatan penanganan kepada Eva.
Sehingga masyarakat berinisiatif untuk menandu Eva menggunakan bambu dan sarung. Selama 17 jam masyarakat saling bergantian memikulnya.
Setibanya di kecamatan Rongkong barulah Eva diantar menggunakan ambulans menuju Rumah sakit. Setibanya di RS Eva menjalani operasi caesar karna mengalami pendarahan. Akan tetapi takdir berkata lain Eva dan sang anak tak lagi tertolong. Bayi yang masih dalam kandungan mengalami lebam akibat benturan pada saat perjalanan yang cukup panjang,” ucap Amsal keluarga Eva.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrat (LMND) kota Palopo, Adri Fadli menyesalkan kisah pilu yang di alami warga Luwu Utara.
“Kejadian ini mesti menjadi pusat perhatian Pemerintah Kabupaten Luwu Utara beserta pihak yang terkait, sesuai amanat Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan,” kata Adri Fadli Ketua LMND Palopo, Rabu (22/03).
Menurut Adri, Pemerintah kabupaten Luwu Utara tidak boleh berpangku tangan dan mesti menindak lanjutinya dengan penuh keseriusan.
“Negara harus hadir, peran Bupati dan wakilnya Indah-Suaib sebagai pemerintah daerah wajib untuk serius memikirkan persoalan mendasar seperti ini, soal kesehatan adalah hak dasar masyarakat yang perlu diprioritaskan,” beber mahasiswa UNCP Palopo ini.
Lebih lanjut katanya, Pemda Luwu Utara harusnya lebih memprioritaskan daerah terisolir dalam melengkapi fasilitas publik khususnya fasilitas kesehatan. karena hal ini sangatlah di butuhkan oleh masyarakat setempat. atau dengan membangun jalur transportasi di wilayah tersebut agar memudahkan aktivitas masyarakat.
“Sehingga dengan direalisasikan, kita berharap tidak terulang peristiwa miris seperti ini lagi di Luwu Utara,” tandasnya.