HIPMASU Geruduk Disdikbud Kota Medan, Nyaris Bentrok, ini Masalahnya

0
FOTO: Aksi unjuk rasa Massa Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara (HIPMASU) berujung ricuh dengan oknum petugas di dinas pendidikan dan kebudayaan kota Medan. Selasa (18/3).
FOTO: Aksi unjuk rasa Massa Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara (HIPMASU) berujung ricuh dengan oknum petugas di dinas pendidikan dan kebudayaan kota Medan. Selasa (18/3).

LEGIONNEWS.COM – MEDAN, Aksi unjuk rasa Massa Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara (HIPMASU) berujung ricuh dengan oknum petugas di dinas pendidikan dan kebudayaan kota Medan. Selasa (28/3).

Massa dari HIPMASU menyikapi kasus penetapan pemenangan tender Event Organizer (EO) Ramadan Fair yang terindikasi adanya praktik nepotisme dalam penetapan pemenang tender yang diduga dilakukan oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan.

Keributan meredam setelah pejabat dari Disdikbud menerima para pengunjuk rasa itu yang sempat tersulut emosinya. Kabag Kebudayaan Disdikbud Kota Medan, Andi kepada masa aksi mengatakan dirinya sebelum menemui para demostran telah dihubungi Kadis Disdikbud kota Medan.

Dia mengatakan terkait proses tender Ramadan Fair merupakan wilayah Tim Kelompok Kerja (Pokja) pengadaan barang jasa pemerintah kota Medan.

“Saya Tadi di telepon pimpinan untuk menemui teman-teman. Kebetulan pimpinan tidak berada di tempat jadi untuk menanggapi persoalan ini Tim POKJA,” kata Andi menjelaskan.

Sebelum menggelar aksi unjuk rasa di Disdikbud, Aktivis mahasiswa itu mendatangi kantor balaikota Medan.

Disana Ketua Umum HIMAPSU, Muda Harahap mengatakan adanya dugaan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan memerintahkan kepada Pokja untuk memenangkan CV Yohara Gemilang.

Untuk diketahui, Nilai pagu anggaran ramadan fair Rp 4,9 miliar yang bersumber dari dana APBD.

“Kami hadir kemari sebagai kontrol sosial untuk kemaslahatan bersama, dalam hal ini kami menyikapi kasus tender proyek Ramadhan Fair yang kami duga adanya praktik nepotisme oleh Kadisdikbud kota medan dalam menetapkan pemenang tender senilai kurang lebih 5 miliar tersebut,” ujar Muda Harahap dalam orasinya, Selasa (18/3).

Massa pengunjuk rasa (Unras) menduga kuat CV. Yohara Gemilang sengaja dimenangkan sedangkan dari website LPSE Kota Medan sendiri bisa dilihat bahwa penawaran dari CV. Yohara
Gemilang lebih tinggi dibanding dengan penawar yang lain dan kemudian sudah melakukan persiapan dengan pemasangan
Kerangka tenda.

Sedangkan pelelangan tender tersebut masih ada di dalam masa sanggah.

“Kami menduga kuat kalau CV Yohara Gemilang sengaja dimenangkan padahal bisa dilihat kalau penawarannya lebih tinggi daripada penawar lain, juga tender belum selesai tapi sudah dilakukan persiapan, ringging tenda sudah dipasang sedangkan tender belum selesai”, ungkapnya.

Beberapa poin yang disampaikan massa HIPMASU antara lain, pertama, meminta Kepala Kejatisu dan Kapolda Sumut untuk segera memanggil dan memeriksa Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan terkait proyek event ramadhan fair XIX yang sarat akan kongkalikong dalam penetapan pemenang tender. (*)

Advertisement