LEGION NEWS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 atau pertalite pada triwulan I naik. Pemprov Sulsel telah mengajukan tambahan kuota pertalite ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di saat harga Pertamax naik menjadi Rp12.600.
Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulsel, Jamaluddin mengatakan konsumsi pertalite pada triwulan I tahun 2022 sudah over dari kuota mencapai 5-7 persen. Akibat kondisi tersebut, pihaknya mengajukan tambahan kuota Pertalite sebesar 38.913 kilo liter (KL) ke BPH Migas.
“Realisasi (pertalite) untuk triwulan I ada over juga kita sebesar 5-7 persen. Jadi kami juga mengusulkan tambahan itu sebesar 38.913 Kl untuk BBKP (bahan bakar khusus penugasan),” kata Jamaluddin di Kantor Dinas ESDM, Sulsel (1/4).
Dia mengaku kuota Pertalite untuk tahun 2022 yakni sebesar 492.314 Kl. Ia berharap dengan adanya penambahan kuota Pertalite bisa mengantisipasi peralihan dari pengguna Pertamax akibat kenaikan harga.
“Kalau disparitas harga dengan Pertamax cukup jauh, bisa saja masyarakat beralih ke Pertalite. Jangan sampai terjadi antrean solar, karena disparitas harga antara solar dengan Dexlite cukup jauh sekali,” beber dia.
Ia menjelaskan kuota solar pada triwulan I tahun 2022 juga telah over sebesar 14 persen. Akibatnya dalam sebulan terakhir, terjadi antrean kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sulsel.
“Menurut laporan Pertamina dari hasil rapat koordinasi kami, kemarin itu memang konsumsi BBM jenis solar itu untuk Sulsel pada triwulan I ada peningkatan sebesar 14 persen. Makanya kondisinya terjadi di lapangan seperti itu (antrean solar),” sebutnya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihaknya sudah meminta tambahan 5.782 Kl solar ke BPH Migas. Ia menyebut kuota solar di Sulsel pada tahun 2022 yakni sebesar 540.980 kl.
“Ini bisa terjadi akibat pandemi yang mulai landai, jadi aktivitas ekonomi sudah mulai berjalan normal. Sementara juga dari sisi secara kuota dibandingkan tahun lalu sebenarnya mengalami penurunan,” ungkapnya.
Ia menambahkan penambahan kuota BBM subsidi dimungkinkan terjadi setiap triwulan. Pasalnya, BPH Migas akan melakukan revisi kuota BBM setiap triwulannya..
“Setiap triwulan itu memang bisa dilakukan perubahan kuota, jadi sama dengan tahun lalu itu BPH Migas melakukan evaluasi dari realisasi penyaluran BBM subsidi ini secara triwulan. Di situ nanti akan kelihatan daerah-daerah mana yang memang harusnya diberikan tambahan kuota,” ucapnya. (Merdeka