Guru Besar UNM Lolos Tiga Besar Calon Rektor Unhas

0
FOTO: Paling kiri Prof. Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum., M.Pd., M.Si., MM., M.Sos.I., M.A.P bersama Prof Jamaluddin Jompa dan Prof Budu usai pemilihan calon Rektor Unhas. Senin (3/11/2025)
FOTO: Paling kiri Prof. Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum., M.Pd., M.Si., MM., M.Sos.I., M.A.P bersama Prof Jamaluddin Jompa dan Prof Budu usai pemilihan calon Rektor Unhas. Senin (3/11/2025)

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Nama Prof. Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum., M.Pd., M.Si., MM., M.Sos.I., M.A.P. jadi perbincangan. Setelah dirinya lolos di tiga besar pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin.

Prof Sukardi Weda adalah pengajar (Dosen) di Universitas Negeri Makassar (UNM). Walaupun hanya mendapatkan 1 suara senat.

Prof Sukardi Weda berhasil menyingkirkan dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D, Prof. Ir. Muhammad Iqbal Djawad, M.Sc., Ph.D dan Dr. Ir. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng.

Ketiganya adalah pengajar di Universitas Hasanuddin (Unhas).

Prof Sukardi berada di tengah bayang-bayang dominasi calon dari internal kampus Unhas.

Sukardi Weda adalah Guru Besar Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.

Ia tercatat sebagai satu-satunya calon dari luar Unhas yang mendaftarkan diri. Sebuah langkah berani di jagat akademik Sulawesi Selatan.

Prof. Sukardi 4 kali di wisuda di Unhas, Dia bukanlah nama baru di dunia pendidikan tinggi Indonesia.

Pria kelahiran Parepare, 5 Januari 1969 ini memiliki segudang kompetensi yang tercermin dari sederet gelar magister dan doktor yang dimilikinya, mencakup bidang bahasa, pendidikan, manajemen, hingga ilmu sosial dan administrasi publik.

Sebagai guru besar, fokus dan visi misinya telah tertuang dengan jelas, yang meliputi:

Pendidikan dan Pengajaran berbasis mutu.

Penelitian, HAKI, dan Publikasi Ilmiah yang berdampak.

Pengabdian kepada Masyarakat yang aplikatif.

Internasionalisasi untuk meningkatkan daya saing global.

Penataan Kelembagaan, Sarana Prasarana, dan Tata Kelola Keuangan yang akuntabel.

Pembinaan Kegiatan Kemahasiswaan yang holistik.

Keberanian Prof. Sukardi untuk “bertarung di tengah kandang” UNHAS menjadi poin paling menarik. Sejarah mencatat, rektor UNHAS hampir selalu dijabat oleh figur dari dalam kampus sendiri. Dominasi ini menciptakan suasana persaingan yang sangat ketat dan closed.

Kehadiran Prof. Sukardi dinilai sebagai angin segar yang dapat mendorong transparansi, healthy competition, dan memperkaya wacana tentang arah pengembangan UNHAS ke depan.

Langkah Prof. Sukardi ini sangat strategis dan berani. Ia tidak hanya mewakili suara dari luar sistem internal UNHAS, tetapi juga menjadi simbol bahwa kepemimpinan unggul bisa datang dari mana saja.

Perjalanan Pilrek Unhas 2026-2030 pasti masih panjang. Namun, kehadiran Prof. Dr. Sukardi Weda telah memberikan babak awal yang menarik. Ia bukan sekadar “pemecah monopoli”, tetapi merupakan representasi dari semangat baru dan alternatif bagi masa depan UNHAS yang lebih inklusif, kompetitif, dan berdampak luas. (*)

Advertisement