LEGIONNEWS.COM – BOALEMO, Kegiatan Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia 2023 di Kabupaten Gorontalo sukses digelar, Jumat (29/9/2023). Ini adalah kegiatan kedua setelah menggelar acara yang sama di Kabupaten Boalemo.
Kegiatan ini bertajuk Hilirisasi Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan. Diikuti oleh kurang lebih 200 orang warga wonosari, yang menulis daftar hadir sebelum acara di mulai.
Acara ini adalah kerjasama antara Wakil Ketua DPR RI, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, dan Lembaga Kajian Strategi dan Pemerintahan (LKSP).
Rachmat Gobel dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah yang mengupayakan kesejahteraan masyarakat melalui program sawit baik ini, ada banyak bantuan dana yang diberikan untuk peremajaan sawit juga beasiswa bagi putra-putri petani sawit.
Acara ini dihadiri oleh masyarakat yang terdiri dari berbagai macam kalangan, mulai dari petani, ibu rumah tangga, pemuda-pemudi serta pemerintah daerah setempat.
Terlihat ada Staf Ahli Kementrian Lingkungan Hidup RI ibu Prof. Dr. Minarni, Monoarfa. Erna Rianti Kementrian Pertanian RI, Heri Pratomo BPDPKS, Ketua Asosiasi Petani Sawit Nusantara Wisno Tulinggi, Sekretaris DPW Asosiasi Petani Sawit Nusantara Prof. Ibu Ani M Hasan, M.Pd. Prof. Dr. Ibu Ani M Hasan, M.Pd. dalam penyampaian materinya menyebutkan ada dua tipe petani di Gorontalo yaitu plasma/kemitraan dan petani mandiri.
“Ada dua tipe petani kelapa sawit yaitu Plasma/kemitraan dan petani mandiri, lahan sawit yang ada di Gorontalo ada pada tiga Kabupaten, Pohuwato 3000 hektar, 3.500 hektar di Kabupaten Gorontalo, dan 4.100 hektar di Kabupaten Boalemo, dan lahan sawit masih bisa dikembangkan. Ada 30 Unit koperasi di Kabupaten Gorontalo yang mana masyarakat bisa memanfaatkan sistem koperasi untuk mulai berkebun”. Papar Ani M Hasan.
Menurutnya dari seluruh provinsi di Gorontalo baru ada 3 perkebunan sawit di tiga kabupaten, yaitu Pohuwato, Gorontalo dan Boalemo dan lahan sawit masih dan harus dikembangkan demi kesejahteraan rakyat.
Ani juga mengajak masyarakat untuk berinovasi dan kreatif dalam usaha apapun termasuk berkebun sawit, jika sawit belum berbuah karena menunggu jangka minimal tiga tahun bisa ditanami tanaman di sela pohon sawit, menurutnya inovasi dalam berkebun juga sangat penting.
“Kita harus kreatif untuk membuka usaha, kendala yang kita alami harus kita atasi. Alasan petani soal sawit menyerap air dan jadi habis air, ini adalah info yang bikin masyarakat gagal paham. Nanti hal ini akan dipaparkan oleh pak Heri, bagaimana cara kerja sawit. saat ini kita belum berinovasi, petani sawit harus memiliki jiwa usaha, jika sawit masih kecil belum berbuah, sembari menunggu tanami tanaman di sela buah sawit.” ujar Ani.
Narasumber yang dihadirkan BPDPKS adalah Heri, dimana dia menjelaskan secara lengkap kepada masyarakat tentang sawit, mulai dari pengelolaan, perawatan, pemanenan hingga penjualan dan pendistribusian. Heri juga menjelaskan dengan rinci terkait program peremajaan kelapa sawit yang diusung pemerintah. Juga mengenai segala programn yang disediakan BPDPKS seperti beasiswa, bantuan sarana prasarana dan lain sebagainya.
Pada saat sesi tanya jawab beberapa petani Plasma/kemitraan mengeluhkan terkait kemitraan mereka dengan pihak perusahaan sawit. Dimana dalam kerjasama yang mereka lakukan antara perusahaan yang mengelola perkebunan sawit terdapat ketidakadilan dan masyarakat tidak mendapat hak mereka.
Mengenai hal tersebut Wakil Ketua DPR RI sedikit terkejut mengetahui hal tersebut, dia mengira bahwa semuanya berjalan lancar.
“Saya baru tau disini, konsep kemitraan sebenarnya sudah bagus, Cuma kalau riilnya tidak sesuai saya baru tau”.
Nanti setelah saya pulang dari sini dan kembali ke Jakarta semua masukan atau keluhan dari bapak ibu adalah PR bagi saya, nanti akan temui beberapa pihak untuk membahas masalah ini, terimakasih bapak ibu semuanya yang sudah memberikan masukan dan juga memberi tahu keluhannya, nanti akan kita evaluasi” tutur Rachmat Gobel.
Acara itu ditutup dengan foto bersama, pengumpulan pre-post test, dan pembagian uang saku untuk seluruh peserta. (**)