Golkar jadi Pilihan Andi Surahman Batara Bertarung di Dapil 11 Luwu Raya

FOTO: Dr Andi Surahman Batara, Calon anggota Legislatif (Pileg) 2024 Daerah Pemilihan (Dapil) 11 Luwu Raya meliputi Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.
FOTO: Dr Andi Surahman Batara, Calon anggota Legislatif (Pileg) 2024 Daerah Pemilihan (Dapil) 11 Luwu Raya meliputi Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ketua KNPI Sulawesi Selatan ini akan bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) 11 Luwu Raya meliputi Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.

Andi Surahman akan maju lewat partai Golkar dan bersaing dengan sejumlah politisk kawakan seperti Arifin Junaidi, Baharman Supri hingga Marten Rante Tondok.

Dia mengungkapkan, dirinya sudah memiliki niat yang besar dan mengambil keputusan bersama keluarga untuk terjun ke dunia politik.

Membangun Luwu Raya kata Dosen Muda ini memang banyak cara dan salah satunya adalah melalui legislatif atau DPRD provinsi.

Advertisement

“Saya maju Pileg karena saya berkesimpulan politik itu salah satu jalan pengabdian untuk berkontribusi membangun Luwu Raya melalui DPRD Sulsel.” ungkap Andi Surahman kepada awak media, Jumat, (7/7).

“Saya juga terpanggil untuk terlibat langsung dalam politik melalui partai Golkar.” jelasnya.

Ammang sapaannya mengungkapkan, masih banyak anggota DPRD di Luwu Raya yang belum menunjukkan legacy atau kerja nyata selama menjabat

Hal itu ia ketahui usai beberapa kali dirinya turun langsung untuk bertatap muka dengan masyarakat di Luwu Raya.

“Ternyata banyak anggota DPRD sudah dua periode bahkan 3 periode namun tidak ada legacy yang mereka tunjukkan.” ujar dia.

“Saya sudah turun ke Dapil dan melihat fakta fakta yang miris seperti infrastruktur jalan. Padahal Ini berdampak pada akses pendidikan, kesehatan, perekonomian masyarakat.” tuturnya.

Harusnya kata dia hal seperti itu menjadi perhatian serius mengingat masyarakat membutuhkan akses yang bagus untuk menjalan ekonomi.

“Kalau misalnya hal-hal seperti itu tidak menjadi perhatian, hanya datang duduk mendengar namun tanpak eksekusi maka anak SD pun bisa. Yang kasihan masyarakat sudah memberi suara tapi tidak dapat apa-apa.” tutupnya. (*)

Advertisement