LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Front Mahasiswa Timur Indonesia (FMTI) dan Literasi Anak Maluku (LAM), Menggelar pementasan seni dan budaya dalam rangka peringatan hari sumpah pemuda ke 96 tahun, Senin (28/10/2024).
Tema yang diambil; “Rayakan Hari Sumpah Pemuda di kota Makassar dengan Pawai Bendera Merah Putih dan pentas seni Budaya.”
Kegiatan tersebut dapat terselenggara atas kerjasama dengan pemerintah kota Makassar, Berlangsung di anjungan Pantai Losari Makassar.
Damianus Mudra Werre, Ketua FMTI mengatakan kegiatan itu di kemas dengan berbalut berbagai pakaian adat dari beberapa daerah dan menampilkan testimoni, pagelaran pakaian adat dan tari – tarian adat dari daerah Maluku, Papua, NTT dan Sulawesi.
“Selain tarian adat dari bagian Indonesia bagian timur, Kami juga menggelar puisi perjuangan berisikan semangat pemuda Pemudi,” ujar Damianus kepada media, Selasa (29/10)
Dikatakannya kegiatan tersebut bersifat terbuka untuk umum. “Siapapun boleh ikut tetapi ikuti peraturan dan tata tertib yang telah di tentukan oleh panitia,” lanjut Ketum FMTI ini.
“Kami sangat bangga dan senang karena acara kali ini cukup menyita perhatian masyarakat yang sedang menyantap kuliner di pantai losari dan sebagian besar peserta menggunakan pakaian bercorak kedaerahan dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai lapisan mulai dari kalangan mahasiswa rrda dan perwakilan ormas lokal,” katanya.
Nurbaya Salaputa selaku Koordinator Acara kebudayaan itu mengatakan, Dirinya pun cukup bangga dan senang bisa terlibat langsung sebagai panitia penyelenggara kegiatan pentas seni budaya dalam memperingati hari sumpah pemuda.
“Kegiatan tahun ini sangat luar biasa, semoga di tahun tahun berikutnya dapat jauh lebih baik,” katanya.
“Ada kebanggaan disitu, bisa berkolaborasi menampilkan berbagai pakaian adat maupun tarian daerah termasuk dari Papua, Maluku, NTT, Sulawesi dan lain lainnya, karena kita yang tergabung dalam FMTI adalah bagian dari pemuda dan pemudi Indonesia sebagai tulang punggung penerus cita – cita pembangunan bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat dan budaya dan berjiwa nasional,” tutur Nurbaya Salaputa. (*)