Empat Pelajar Asal Indonesia Raih Medali di Ajang Olimpiade Kimia di Dubai

FOTO: Empat pelajar asal Indonesia penerima mendali di ajang Olimpiade Kimia Internasional ke-57 di Dubai, Uni Emirat Arab, selama total 9 hari, tepatnya dari 5 Juli 2025 sampai 14 Juli 2025. (Istimewa)
FOTO: Empat pelajar asal Indonesia penerima mendali di ajang Olimpiade Kimia Internasional ke-57 di Dubai, Uni Emirat Arab, selama total 9 hari, tepatnya dari 5 Juli 2025 sampai 14 Juli 2025. (Istimewa)

LEGIONNEWS.COM – Empat Pelajar asal Indonesia menoreh prestasi di ajang Olimpiade Kimia Internasional ke-57. Keempat pelajar putra itu masih duduk di bangku sekolah (SMA).

Kejuaraan International Chemistry Olympiad (IChO) 2025 berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, selama total 9 hari, tepatnya dari 5 Juli 2025 sampai 14 Juli 2025.

International Chemistry Olympiad merupakan ajang bergengsi bagi para pelajar yang senang dengan ilmu kimia ini diikuti oleh kurang lebih 354 siswa setingkat SMA dari total 90 negara peserta. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang mengirim perwakilannya.

4 siswa perwakilan Indonesia di ajang International Chemistry Olympiad (IChO) 2025 sendiri antara lain Muhammad Clerisyad Atthahirzi (SMA Al Wafi IBS Bogor), Sultan El Shirazy (SMA Negeri 17 Palembang), Darren Mikael Chauhari (SMAS 1 Kristen BPK Penabur), dan Bramantyo Abimanyu (SMA Labschool Jakarta).

Setelah berjuang selama 9 hari, yang pastinya melelahkan, 4 wakil Indonesia pun berhasil memastikan mereka tak ada yang pulang dengan tangan kosong. Total 4 medali berhasil direbut Indonesia di ajang International Chemistry Olympiad (IChO) dengan rincian 2 perak dan 2 perunggu.

Medali perak sendiri diraih oleh Muhammad Clerisyad Atthahirzi dan Sultan El Shirazy. Sementara medali perunggu disumbangkan oleh Darren Mikael Chauhari dan Bramantyo Abimanyu.

Keberhasilan ini bukanlah sesuatu yang diraih secara instan. Sebelumnya, keempat siswa telah menjalani tiga tahap pembinaan intensif yang diselenggarakan oleh Puspresnas.

Selama berkompetisi, keempat siswa didampingi oleh Tim Pembina dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Deana Wahyuningrum, Fainan Failamani, dan Rindia Maharani Putri.

Deana, selaku koordinator tim pembina, mengakui bahwa kompetisi tahun ini sangat kompetitif sehingga butuh perjuangan ekstra bagi para peserta untuk menyelesaikan soal yang diberikan

“Persaingannya tahun ini memang ketat. Alhamdulillah anak-anak bisa bersaing dengan tim dari seluruh dunia. Saya yakin anak-anak Indonesia kedepannya bisa lebih baik lagi,” katanya optimis seperti dikutip Mashable Indonesia dari situs resmi Puspresnas.

Rasa bangga juga diungkapkan oleh para peraih medali. Muhammad Clerisyad menyampaikan, “Soal-soalnya penuh dengan tantangan. Senang sekali akhirnya bisa dapat medali Perak. Selain itu, saya sangat bersyukur dapat pengalaman banyak sejak dari pembinaan hingga ke ajang internasional.”

Hal serupa juga dirasakan oleh Sultan El Shirazy. Meski tak mendapat medali emas, ia mengaku tetap bersyukur karena capaiannya kali ini lebih baik ketimbang saat ia mengikuti IChO 2024. (*)

Advertisement