JAKARTA – Elektabilitas Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta baru-baru ini dinyatakan mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pengamat yang juga akademisi Rocky Gerung, mengatakan tingkat elektabilitas terus naik mantan Menteri Pendidikan
Pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Formula E oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memicu sejumlah respons, termasuk dugaan kasusnya dipolitisasi.
Spekulasi ini belakangan kembali mencuat salah satunya oleh akademisi Uang senilai Rp14 triliun Nyasar ke Rekening Honorer DPRD di SulawesiRocky Gerung. Bahkan Rocky mensinyalkan surat perintah penyidikan alias sprindik bisa diterbitkan lebih cepat.
Apa penyebabnya? Rocky lantas mengaitkan dugaannya ini dengan elektabilitas Anies yang baru-baru ini dinyatakan mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di simulasi head to head oleh lembaga survei CSIS.
Dilihat Suara.com di video YouTube-nya, Rocky menilai pada dasarnya elektabilitas Anies memang lebih unggul dari Ganjar. Pendapat tersebut tentu berbeda dengan hasil survei yang selama ini beredar, sebab nama Ganjar lah yang dominan menempati posisi puncak.
“Kan faktanya memang pasti begitu (Anies lebih unggul daripada Ganjar),” tutur Rocky kepada Hersubeno Arief, dikutip pada Selasa (27/9/2022).
“(Yang menjadi pertanyaan) kenapa CSIS akhirnya harus menunjukkan bahwa Anies unggul?” ucapnya lagi. “Jadi daripada berupaya menyembunyikan naiknya elektabilitas Anies, mending dipromosikan aja kan?”
Namun bukan untuk menunjang pemetaan Pemilu 2024, Rocky malah menduga adanya skenario buruk yang disimpan di balik hasil survei ini, yakni dikeluarkannya sprindik atas nama Anies.
“Supaya mungkin pak Jokowi tahu bahwa Anies berbahaya nih, jadi sprindik harus dikeluarin lebih cepat. Kira-kira begitu,” tutur Rocky.
Rocky bahkan melempar spekulasi juga bahwa lembaga survei CSIS sengaja menunjukkan keunggulan Anies karena motif politik. Sementara lembaga survei lain biasanya menyembunyikan keunggulan Anies karena diduga ada permainan uang.
“Jadi kalau kita analisis cara metode berpikirnya CSIS, kita mesti hati-hati melihat keadaan di republik ini melalui lensa CSIS,” terang Rocky.
“Lain lagi kalau cara melihat lembaga survei yang lain paling soal amplop, kalau penantang Anies tiba-tiba melejit pasti kan amplop. Tapi kalau di CSIS kita melihat itu sangat politis dan ideologis, karena di CSIS nggak ada main amplop, dia memainkan persepsi,” lanjutnya.
Lembaga Survei CSIS Sebut Anies Baswedan Ungguli Ganjar Pranowo
Lembaga survei CSIS membuka hasil jajak pendapat terbarunya tentang elektabilitas calon presiden 2024. Hasilnya kader PDI Perjuangan itu masih mengungguli di berbagai simulasi pemilu.
Misalnya di simulasi 14 nama, elektabilitas Ganjar mencapai 25,9 persen, jauh melampaui pesaing ketatnya seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (19,2 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (18,1 persen).
Dalam simulasi 7 sampai mengerucut ke 3 nama pun, Ganjar tetap meraih suara terbanyak. Namun ada perubahan urutan di simulasi 3 nama ini.
“Ada terjadi perubahan ya, di simulasi 14 dan 7 (nama capres), di level duanya pak Prabowo (1. Ganjar, 2. Prabowo, 3. Anies),” terang Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, Senin (26/9/2022).
“Tapi ketika kita uji 3 nama pak Anies melesat ke nomor dua,” sambungnya.
Tak hanya itu, ketika 3 nama ini saling di-head to head, justru Anies lah yang paling unggul. Meski berbeda tipis, Anies dinilai mengungguli Ganjar maupun Prabowo di simulasi head to head ini.
“Ketika dilakukan head to head antara pak Anies dengan pak Ganjar, nah jadi kami menemukan angka yang ini. Pak Anies 47,8 persen, pak Ganjar 43,9 persen,” kata Arya.
“(Di head to head Anies dan Prabowo) Pak Anies menadapat angka yang lebih besar 48,6 persen, pak Prabowo 42,8 persen. Jadi kami menguji dari tiga nama itu dari tiga kemungkinan,” pungkasnya. (Sumber: suara)