Elektabilitas Andi Seto Buncit, Pengamat Politik: opsi 02 atau Balik ke Sinjai

FOTO: Bakal Calon Walikota Makassar Andi Seto Asapa melaunching tiga unit kendaraan bernama Mobil Lorong, Senin (24/6/2024) - (FOTO: Istimewa).
FOTO: Bakal Calon Walikota Makassar Andi Seto Asapa melaunching tiga unit kendaraan bernama Mobil Lorong, Senin (24/6/2024) - (FOTO: Istimewa).
Advertisement

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Tiga lembaga telah merilis hasil surveinya terhadap bakal calon wali kota yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah di Makassar 27 November 2024 mendatang.

Hasil menunjukkan eks Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa (ASA) berada dalam urutan buncit perolehan elektabilitasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, eks Bupati Sinjai, dikabarkan bakal memilih sebagai wakil wali kota.

Kabar itu seperti dilansir dari sulsel.herald.id Jumat (28/6) bertajukkan, “Sadar Diri Elektabilitasnya Rendah, Andi Seto Siap Maju 02 di Pilwalkot”.

Advertisement

Terkait itu Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, MM, angkat bicara. Ahad (29/6).

Menurut Direktur Nurani Strategic Consulting, merebut elektoral di pemilihan wali kota Makassar bukan hal mudah. Bagi politisi seperti Andi Seto yang selama ini dianggap berasal dari daerah (Sinjai).

“Memang bukan persoalan mudah menembus persaingan elektoral di Kota Makassar,” ujar Direktur Nurani Strategic Consulting.

Bahkan menurut Dr. Nurmal Idrus, eks Bupati Sinjai itu harus bersikap realistis terhadap peluangnya maju di perhelatan politik di Makassar.

“Seharusnya, Bersikap realistis terhadap peluangnya,” katanya menambahkan.

Mantan Ketua KPU Makassar itu menyebut lawan lawan Andi Seto di Makassar punya elektabilitas tinggi, Yang menurutnya terlebih dahulu start dalam bersosialisasi.

“Pesaing yang menjadi calon lawannya tergolong punya elektabilitas tinggi karena sudah terlebih dahulu start dalam bersosialisasi,” terang Nurmal.

“Dan dianggap pemilih lebih paham pada kondisi Makassar,” tambah mantan Ketua KPU kota Makassar itu.

Dia pun menyampaikan Andi Seto tentu bisa membuka peluang kembali ke Sinjai,” tutur dia

“Dimana peluangnya lebih terbuka atau opsi menjadi 02 di Makassar,” beber Nurmal.

“Saya pikir itu lebih realistis dibanding dengan terus memaksakan bertarung di Makassar dengan tingkat elektoral yang tak bisa bersaing dengan figur lain,” kunci Nurmal.

Keputusan langkah politik yang diambil dengan lebih memilih bertarung di Pilwalkot Makassar ketimbang kembali maju berlaga di Pilbup Sinjai mulai dipertanyakan.

Pasalnya, ribuan alat peraga kampanye (APK) berupa baliho hingga spanduk nyatanya belum bisa mendongkrak elektabilitas maupun popularitasnya secara signifikan. (LN)

Advertisement