JAKARTA||Legion-news.com Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) fakultas hukum universitas Andalas Feri Amsari menduga ada dendam pribadi antara Firli Bahuri di balik penonaktifan 75 pegawai KPK.
Sebab, beberapa nama yang dinyatakan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) itu pernah menuntut agar Firli diperiksa karena diduga melanggar kode etik KPK.
Dan mereka juga mengkritik dan beda pendapatan dengan Firli. Dendam pribadi itu dikemas dalam bentuk TWK dengan pertanyaan yang absurd, menyalahi aturan dan melecehkan agama
Tapi Firli Bahuri tidak peduli atas semua itu. Bagi saya, Pak Firli ini adalah boneka yang digerakan banyak orang untuk menghantam ke 75 orang ini, tutur Feri Amsari.
Untuk diketahui Firli Bahuri sebelum dilantik sebagai ketua KPK di 20 Desember 2020, Firli pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan di KPK periode April 2018 hinga Juni 2019.
Saat itulah dia diduga melanggaran etik berat di KPK, Yakni bertemu dengan pihak yang terseret perkara korupsi, bertemu pimpinan Parpol, hingga menjemput Wakil ketua BPK dan menerima di ruangannya
Menurut Feri Amsari, 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus TWK itu justru yang selama ini paling berintegritas dan profesional dalam mengemban tugas pemberantasan korupsi.
Feri, membagi mereka ke dalam tiga klaster, yakni ketua Satgas atau pimpinan lapangan seperti Novel Baswedan, Yudi Purnomo, dan Harun Al Rasid yang baru saja memimpin OTT Bupati Nganjuk
Djoko Edi Abdurahman dalam akun laman media sosial twitter milik misalnya mantan anggota DPR RI Komisi III tahun 2004-2009, menggunggah menyebut ketua KPK Firli Bahuri dengan sebutan, “Firli Koruptor”
Berikut kutip unggahan @Djoked2 dilaman dinding twitter:
“Firli koruptor. Itu sudah final. Kasus tambang emas di NTB, saya, hatta Taliwang, dan 3 orang lagi yg melapor ke KPK tahun lalu. 14 orang sudah diperiksa, dihentikan oleh Firli. Terlibat di kasus itu, 6 taipan. Firli ketangkap kamera Tempo, berduaan di mobilnya dgn Gubernur NTB.” diunggah Kamis, (13/5)
“Kerugian negara Rp 2,6T. Bendaharanya Dokter Mawardi dibunuh. Kabarnya dilarung ke laut. Tak ditemukan. Kapoldanya Firli Bahuri yg dekat banget dgn pelaku, gubernur NTB.” Utasan akun twitter @Djoked2
Djoko Edi saat ini aktif diberbagai organisasi advojat. Ia saat ini menjabat sebagai Wasekjen DPP Kongres Advokat Indonesia dan Wasek LP bantuan hukum PBNU. (Let)