Diskusi KPJ, Amran Bukan King Maker, Arqam: Yang Tepat RMS dan AIA

FOTO: Rusdin Abdullah 
FOTO: Analisis Politik dan Hankam Arqam Azikin, Fahruddin Palapa Jurnalis Senior, Dedi Alamsyah Mannaroi CEO PT. DPI saat digelar dialog publik KPJ di Lapak Kopi Abanda Jalan Letjend Hertasning, Panakukang, Makassar. Sabtu (22/6).
Advertisement

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Analisis Politik dan Hankam Arqam Azikin dalam dialog publik yang digelar Komunitas Politik Jurnalistik (KPJ) menyinggung penempatan kata ‘King Maker’ yang disematkan ke Andi Amran Sulaiman.

“Ada yang menempatkan Amran Sulaiman sebagai King Maker di pemilihan gubernur Sulsel itu saya pikir salah besar,” ujar Arqam disela sela dialog publik KPJ di Lapak Kopi Abanda Jalan Letjend Hertasning, Panakukang, Makassar. Sabtu (22/6).

Menurut Analisis Politik dan Hankam ini mereka yang pantas disematkan sebagai king maker adalah Rusdi Masse (RMS), Andi Iwan Aras (AIA), Ni’matullah dan Taufan Pawe (TP).

“King Maker. Kalimat ini tepat disematkan ke RMS, Dia berhasil mengalahkan dominasi partai golkar di Sulsel, memenangkan pileg di beberapa kabupaten kota di Sulawesi Selatan,” terang Arqam.

Advertisement

Dikatakannya King Maker adalah politisi yang bertarung diberbagai perhelatan politik. Baik di pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif (Pileg)

“Pak Amran ini kan secara personal belum pernah bertarung di event politik seperti Pilkada atau di Pileg atasnama partai. Artinya belum teruji, ketika seseorang belum teruji belum dapat sematkan istilah king maker,” beber pengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar ini.

“Sedangkan mereka yang saya sebutkan tadi merupakan ketua partai politik di Sulawesi Selatan yang telah banyak menciptakan kepala daerah dan pimpinan di DPRD dan DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota,” tambah Arqam.

Bahkan Arqam menyarankan Amran Sulaiman untuk tidak mengurus sang adik dalam pemilihan gubernur Sulsel mendatang.

“Sebaiknya Andi Amran Sulaiman tidak mengurus sang adik (Andi Sudirman) dalam pemilihan gubernur nanti, dalam artian cawe cawe,” imbuh Arqam.

Analisis Politik dan Hankam ini pun beralasan Amran yang saat ini sebagai Menteri Pertanian mempunyai tugas besar yang dibebankan kepadanya oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

“Tugas dan tanggungjawabnya sebagai Menteri Pertanian sangat besar. Sebagai pembantu presiden banyak hal yang harus diselesaikan Amran dimasa akan berakhir pemerintahan Jokowi,” tutur Arqam.

Kegiatan dialog KPJ itu hadir sebagai Narasumber, Arqam Azikin Analisis Politik dan Hankam Fahruddin Palapa Jurnalis Senior, Dedi Alamsyah Mannaroi CEO PT. DPI.

Untuk diketahui Diskusi Ngopi Sore ini merupakan flashback pertarungan Sulsel, Pilkada 2024.

Turut hadir sebagai peserta mereka diantaranya Luhur Andi Luhur Priya Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar dan Wartawan Senior Mulawarman dan puluhan awak media yang mayoritas adalah wartawan liputan khusus politik. (LN)

Advertisement