LEGION-NEWS, MAKASSAR – Tantangan bagi anak-anak muda di Indonesia makin kompleks diera pandemi Covid-19 sekarang ini.
Selain diharap kontribusi bagi negeri ini, juga dibutuhkan kepekaan dan inovasi dalam menghadapi zaman yang terus berubah, apalagi Indonesia masih bergelut dengan Covid-19.
Dua narasumber dalam FGD yang digelar DPW Kebangkitan Pemuda Nusantara mengulas hal itu. Keduanya adalah, Imran Eka Saputra dan Aspar Nurdin.
Imran Eka mengatakan bahwa, era pandemi ini menjadi tantangan bagi anak-anak muda untuk beradaptasi dalam menghasilkan karya bagi bangsa dan negara.
“Era digitalisasi itu ibaratnya dua mata pisau. Pertama, bisa berdampak positif, kedua tentu ada negatifnya. Nah, ini menjadi tantangan bagi kaum muda. Tentu, yang penting adalah perlu perbaikan pola pikir,” kata Imran.
Mantan Ketua KNPI Sulsel itu juga menilai bahwa, dunia pendidikan juga seakan terkikis soal pentingnya pendidikan karakter bagi siswa atau anak didik.
“Kan dengan pembatasan sosial dua tahun terakhir karena pandemi ini tidak penting lagi pendidikan karakter, melainkan yang penting nilai pendidikannya sampai,” tuturnya.
Imran pun berharap agar, anak-anak muda saat ini bisa melakukan penguatan pola pikir yang rasional. Kehadiran pemerintah juga dibutuhkan, agar memanfaatkan digital bisa lebih baik, doktrin radikalisme saat ini juga makin keras di era digital saatnya dibutuhkan filterisasi dengan penguatan nilai pancasila,
“Menguatkan ideologi anak muda sangat lah penting, apalagi era sekarang kita bisa diserang secara kasat mata misalkan dengan doktrin radikalisme yang bisa saja merusak anak muda. Medianya apa? Lewat media sosial,” demikian Imran.
Sementara, Aspar Nurdin menuturkan bahwa pemuda perlu tahu dan menguasai teknologi, agar era digitalisasi bisa dilalui dengan baik, tanpa kegagapan.
“Kalau kita sebagai anak muda lalu tidak mengetahui dan menguasai teknologi, maka kita akan jadi penonton. Tentu kegagapan teknologi menjadi hal lumrah,” jelasnya.